Sementara itu, Kepala Satpol PP Damkar Indramayu, Teguh Budiarso menegaskan, setelah penyegelan terhitung sejak tahun lalu, sudah tidak ada aktivitas di lokasi.
"Paling hanya bersih-bersih saja. Penyegelan ulang ini untuk meyakinkan masyarakat bahwa Al Zaytun patuh terhadap hukum," kata Teguh.
Menurut dia, selama perizinan belum lengkap, segel belum akan dilepas. Dia ingin memastikan bahwa pihak Al Zaytun dan LKM Rahmatan Lil Alamin patuh terhadap asepek tersebut.
Satpol PP Damkar Indramayu juga akan melakukan pemantauan untuk memastikan di lokasi tersebut tidak ada aktivitas pekerjaan, selain bersih-bersih.
BACA JUGA:VIRAL, Rombongan Mahasiswa KKN Diusir Pemerintah Desa Gara-gara Konten Menyindir
"Kita tinjau untuk memastikan lagi bahwa tidak ada aktivitas selama proses perizinan belum selesai," tegasnya.
Seperti diketahui, galangan kapal tersebut dibangun oleh LKM Rahmatan Lil Alamin untuk menandai masuknya Al Zaytun ke ekonomi kelautan atau blue economy.
Pondok pesantren di bawah asuhan Syekh Panji Gumilang itu, menginginkan dapat melakukan usaha-usaha di bidang kelautan dan perikanan.
Kemudian memasuki ranah perdagangan komiditi antar pulau dengan cara-cara baru, sehingga potensi ekonomi kelautan dan perikanan dapat lebih dirasakan manfaatnya.
Selain membangun galangan kapal, LKM Rahmatan Lil Alamin juga berencana membangun terminal untuk kepentingan sendiri beserta pusat industri perikanan terpadu.
Dengan adanya fasilitas itu, Al Zaytun berusaha untuk memiliki ketahanan pangan dan kemandirian dalam hasil perikanan dan kelautan.
Bahkan yang sudah direncanakan adalah pembangunan 40 kapal berbagai ukuran antara 300-600 gross ton.
Termasuk yang digadang-gadang Syekh Panji Gumilang kapa nomor 4 seukuran Bahtera Nabi Nuh.
BACA JUGA:Selain Havenu Shalom Aleichem, Syekh Panji Gumilang Punya 2 Jenis Salam Lainnya, Apa Saja?
Namun, mimpi tersebut sepertinya harus tertunda sementara, karena megahnya galangan kapal Al Zaytun tersebut dalam status disegel dan pintu gerbangnya pun digembok.