Dengan lugas, Syekh Panji Gumilang menjawab dan balik bertanya: "Katanya poros maritim. Kita masuk ke lautan. Kita sudah punya nyanyian nenek moyangku orang pelaut," katanya.
Ditegaskan syekh, tidak ada urusannya kapal tersebut dibangun untuk kabur. Justru, pembangunannya menandai era baru Mahad Al Zaytun memasuki blue economy.
"Saya sebagai pendidik yang mandiri, saya harus mencari keuangan termasuk dari kelautan," tandasnya.
Diungkapkan syekh, orang berkhayal terlalu jauh dengan mengaitkannya dengan kisah Nabi Nuh. Karena tujuannya adalah pembangunan ekonomi kelautan.
BACA JUGA:Cisumdawu Jalan Tol Vulkanik, Dikelilingi Tiga Gunung, Sajikan Pemandangan Indah
"Kok terlalu jauh ko Nabi Nabi Nuh. Adapun ukuran besar, menghayalkan seperti Nabi Nuh," tegasnya.
Soal galangan kapal PT Pelabuhan Samudra Biru Mangun Kencana yang disegel, Syekh Al Zaytun berdalih bahwa proses izin mendirikan bangunan sudah dilakukan. Tetapi sudah 2 tahun belum selesai.
"Proses menyelesaikan IMB. Orang bekerja ada izinnya. Pembuatan kapal ada izinnya. IMB 2 tahun lalu sudah diajukan. Belum selesai. Siapa yang salah?" tandasnya.
Di kesempatan itu, Andy F Noya juga sempat bertanya, dari mana biaya menbangun kapal besar yang ditaksir nilainya mencapai miliaran rupiah?
Syekh pun menjawab dengan praktis saja: "Jual kayu yang di sini, ambil kayu di Kalimantan," ungkapnya.