“Yang membuat kami tertarik di masjid ini ada kursi-kursi. Sepreti gereja. Sedangkan kami ibadah 28 tahun tidak ada kursi. Melantai,” ungkapnya.
Dia juga sepakat dengan syekh bahwa dalam beragama tidak ada mayoritas dan minoritas, karena itulah yang Tuhan inginkan. Manunggal dengan Tuhan.
“Dari tempat tersembunyi ini, Tuhan akan menyatakan hal-hal yang luar biasa. Sesuatu yang murni dari Tuhan selalu disembunyikan. Tapi dampaknya selalu pada kekekalan. Saya mengimani itu,” tegasnya.
Kesan serupa disampaikan oleh Puji yang juga anggota Pohon Persekutuan. Dia merasakan hal luar biasa dari Al Zaytun.
BACA JUGA:Yakin Menang Pemilu 2024 dan Jadi Presiden, Prabowo Sebut Jokowi Guru yang Hebat
“Saya bisa bertemu dengan syekh. Tuhan luar biasa dalam menentukan waktu, tempat dan cara,” tuturnya seraya menambahkan bahwa pertemuan tersebut tidak direncanakan sebelumnya.
Hal serupa disampaikan Wiwid yang masih keturunan Indramayu dan kini tinggal di Pondok Gede. Menurutnya, di saat segala sesuatu tidak terpikirkan dengan penyambutan, lalu melihat masjid dengan kursi yang tersedia, membuat dirinya terkagum-kagum.
“Saya berfantasi, satu saat kelak kita di surga kita sudah ada kursi-kursinya. Yang Tuhan mau jangan sampai kursi itu kosong,” ungkapnya.
Senada, David Hendrawan yang merupakan jemaat GBI Gatot Subroto juga heran dengan campur tangan Tuhan dalam pertemuan dengan Syekh Panji Gumilang.
BACA JUGA:Terbaru, Ranking FIFA Timnas Indonesia Turun, Malaysia Naik Drastis
Secara tiba-tiba mereka diterima, padahal tanpa janji dan embel-embel apapun untuk bertemu.
“Kami disambut tanpa curiga. Kami bukan siapa-siapa. Tapi dianggap seperti orang yang luar biasa. Itu penyambutan karena perlakuan Tuhan kepada kami. Itulah yang menjadikan rahmat Tuhan terhadap tempat ini,” bebernya.