INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM – Kasus hukum yang sedang membelit Mahad Al Zaytun, dipastikan Syekh Panji Gumilang tidak menganggu jalannya aktivitas pendidikan maupun ekonomi, hingga proyek produksi kapal.
Bahkan, Syekh Panji Gumilang memastikan, 2 kapal Al Zaytun yang dibangun sejak 1 tahun lalu, akan segera turun ke laut dan melakukan uji coba.
Sedangkan untuk kapal nomor 3, dalam persiapan dibangun. Namun, karena ukurannya sangat besar yakni panjang 100 meter, sehingga perlu persiapan lebih di lokasi galangan PT Pelabuhan Samudra Biru Mangun Kencana.
Menurut syekh, pasca pemeriksan di Bareskrim Polri, tidak ada yang berubah di Al Zaytun. Aktivitas pendidikan tetap berjalan seperti biasanya.
BACA JUGA:Tol Cisumdawu Belum Muncul di Google Maps, Jangan Khawatir, Sudah Dibuka Kok, PT CKJT: Full 24 Jam
Kemudian, aktivitas non pendidikan yakni proyek-proyek yang dijalankan, juga tetap berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana.
“Kita terus bergerak menjalankan program, seperti kelautan. Kalau pertanian green economy. Kelautan itu, blue economy,” kata syekh, melalui publikasi resmi Mahad Al Zaytun.
Dijelaskan syekh, mengenai ekonomi kelautan atau blue economy, Al Zaytun tidak lagi berorientasi kepada kawasan pesisir yang jarak tempuhnya hanya 3 mil.
Sehingga, kapal yang disiapkan juga bukan yang berukuran kecil, seperti lazim dipakai oleh nelayan. Tetapi kapal-kapal berukuran minimal 200 gross ton.
BACA JUGA:Jawa Barat KLB Polio, Bupati : Waspada, Potensi Ditemukan Kasus Polio Selalu Ada
Mahad Al Zaytun melalui Lembaga Kemakmuran Masjid (LKM) Rahmatan Lil Alamin memang sudah membentuk perusahaan galangan kapal dengan nama PT Samudra Biru Mangun Kencana.
Di perusahaan ini, kapal berukuran besar tersebut akan dibangun dan rencana terdekat adalah membangun hingga 5 unit.
“Kita ingin mengembalikan kekuatan laut Indonesia, tatkala zaman dahulu sebelum Indonesia dijajah oleh penjajah. Itu kita punya kekuatan maritim yang luar biasa dan dihitung bangsa lain,” katanya.
Ditegaskan syekh, dirinya tidak ragu memasuki blue economy. Sebab, itu sudah menjadi program negara yang ingin menjadi poros maritim dunia.
BACA JUGA:Laju Kereta Api Sekarang Lebih Cepat, PT KAI: Jangan Terobos Pintu Perlintasan