Waspadai Politik Uang Caleg

Rabu 22-01-2014,09:40 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Praktik politik uang diprediksi bakal marak di Pemilu Legislatif (Pileg) 2014. Indikasinya terlihat dari minimnya aktivitas kampanye para calon legislatif di daerah pemilihan (dapil). Padahal waktu berkampanye dan menyosialisasikan caleg kurang dari tiga bulan ke depan. Pengamat Politik Ibu kota Sugiyanto membenarkan adanya anggapan akan terjadi maraknya politik uang di tengah masyarakat. Sebab para caleg saat ini terbilang kesulitan dalam mencari dukungan suara. Kondisi demikian tentunya akan mendorong para caleg untuk menggencarkan aksi politik uang dengan istilah ‘beli putus’ atas suara di dapil masing-masing. “Tidak menutup kemungkinan cara seperti itu yang digunakan para caleg. Karena kalau diikuti, kampanye sejak saat ini akan membutuhkan dana besar,” ujar Sugiyanto pada INDOPOS (Radar Cirebon Group), kemarin (21/1). Selain itu, kondisi keuangan menjelang Pileg 2014 terbilang mengkhawatirkan. Parpol tidak melakukan perekrutan caleg secara efektif. Sehingga para caleg yang bertarung tidak mampu memperlihatkan kualitasnya kepada masyarakat. \"Walhasil dana yang dimiliki caleg sangat terbatas,\" beber Sugiyanto. Dirinya juga berharap, agar Bawaslu bisa memasang mata secara maksimal. Agar indikasi politik uang jelang pencoblosan pemilu bisa diredam. “Harus melakukan pengawasan di dapil dan tiap tempat pemungutan suara (TPS). Bawaslu jangan tidur,” tandas Sugiyanto. Para caleg yang menggunakan cara politik uang, tambah Sugiyanto, terbilang percaya diri. \"Janganlah menggunakan cara seperti itu. Ngapain membeli suara. Masyarakat pemilih sudah lebih pinter. Bisa melihat caleg yang benar dan tidak. Mau menyuarakan kepentingan rakyat atau tidak,\" pungkasnya. (wok)

Tags :
Kategori :

Terkait