Yang terjadi dikhawatirkan seperti dulu lagi. Yakni, warga Bandung memilih ke Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma. “Tidak menutup kemungkinan seperti dulu-dulu,” kata Alvin, kepada radarcirebon.com.
Menurutnya, Jalan Tol Cisumdawu bukan satu-satunya masalah. Ada persoalan lain di sekitar Bandara Kertajati yakni ekosistem yang jauh tertinggal.
Kemudian, jumlah penumpang di Bandara Husein Sastranegara juga sangat kecil yakni hanya 4 juta per tahun.
Dengan jumlah penumpang di Bandung tersebut, Bandara Kertajati masih harus bersaing dengan bandara lain seperti Halim Perdanakusuma.
Apalagi, Agustus 2023 ini, ada Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang membuat perjalanan dari Bandung ke Halim Perdanakusuma juga hanya 1 jam. Sama dengan ke Kertajati di Majalengka.
“Ekosistem di Bandara Kertajati sejak bertahun-tahun tidak diperkaya. Masih jauh ketinggalan. Misalnya untuk hotel, tempat makan dan tempat belanja,” katanya.
Karena ekosistem yang tertinggal dan promosi dari daerah penyangga yang kurang, Alvin Lie mengaku pesimis pemindahan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegra bakal sukses.
“Saya agak pesimis kalau hanya mengandalkan Kertajati sebagai bandara yang dipromosikan, pemerintah menutup Bandara Husein. Jangan lupa, pemerintah memaksa warga Bandung tetapi gagal,” tuturnya.