Konon, nama Gunung Merapi diambil dari kata maripat yang berasal dari ilmu yang sedang mereka kerjakan yakni kemarifatan.
Singkat cerita, Ki Danuarsih menikah dengan seorang putri dan dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Nyai Mas Endang Ayu atau bisa disebut Nyai Mas Endang Geulis.
Dari Kerajaan Pajajaran, Prabu Siliwangi mempunyai tiga orang anak yaitu Raden Walang Sungsang, Nyai Mas Rara Santang dan Raden Kian Santang.
Raden Walangsungsang dan Nyai Mas Rara Santang meninggalkan Kerajaan Pajajaran dengan tujuan untuk mencari guru agama Islam.
BACA JUGA:6 Mitos Gunung Eweranda, Namanya Bikin Pikiran Traveling, Ada Kaitan dengan Sungai Cimanuk
Kemudian, kedua anak Prabu Siliwangi itu sampai di kediaman Ki Danuarsih dan Ki Danusela.
Singkat cerita, Raden Walang Sungsang menikahi putri Ki Danuarsih yang bernama Nyai Mas Endang Ayu.
Mereka semua memiliki ketertarikan untuk mempelajari ajaran agama Islam, sehingga memutuskan meninggalkan Gunung Marapi untuk mencari guru.
Kemudian, mereka sampailah di Dukuh Pasambangan, tempat Syeh Nurjati tinggal, mereka kemudian mendalami ajaran agama Islam kepada beliau.
BACA JUGA:Sungai-Sungai Besar di Kuningan yang Menyimpan Misteri dan Tragedi
Setelah dirasa cukup menimba ilmu kepada Syeh Nurjati, singkat cerita Ki Danuarsih berpamitan untuk melanjutkan pengembaraan.
Sementara itu Ki Danusela dan Raden Walang Sungsang diperintahkan oleh Syeh Nurjati untuk membuka hutan di sebelah selatan Dukuh Pasambangan.
Hutan yang sudah dibuka tersebut, kemudian diberi nama Kebon Pesisir (Sekarang wilayah Lemah Wungkuk).
Sejak saat itu, Ki Danusela diberi julukan Ki Gedhe Alang-alang yang selanjutnya menjadi Kuwu pertama di Desa Caruban (Cirebon).
BACA JUGA:Misteri Gunung Tilu Kuningan, Hulu Bagi 3 Sungai dan Larangan Bagi Para Pendaki
Lain cerita, Ki Danuarsih yang melanjutkan pengembaraan, sampailah di suatu bukit yang dianggap cocok untuk bertapa.