5. Bandara Frans Kaisiepo
Melansir laman Kebudayaan.kemdikbud.go.id, Bandara Frans Kaisiepo terletak di Pulau Biak. Sejarah perkembangan kota Biak menyatu dengan sejarah pendirian Bandara Frans Kaisiepo.
BACA JUGA:Ujian Praktek SIM Ada yang Dihapus, Warga Kota Cirebon Bakal Lebih Gampang Bikin SIM C?
Bandara ini didirikan Jepang pada 1943. Posisi Pulau Biak yang dekat dengan Samudra Pasifik membuat pulau karang ini penting bagi Jepang dalam memenuhi ambisinya saat itu untuk mengobarkan perang di Pasifik.
Namanya diambil dari nama salah satu tokoh integrasi Papua ke Indonesia. Kaisiepo adalah orang yang mengusulkan nama “Irian” untuk menyebut Papua.
Pada 1990-an, Bandara Frans Kaisiepo memainkan fungsi penting sebagai bandara internasional. Namun, saat krisis moneter pada 1998, peranan Bandara Frans Kaisiepo sebagai bandara internasional berakhir.
6. Bandara Banyuwangi
Menukil laman Angkasa Pura II, Bandara Banyuwangi terletak di Desa Blimbingsari, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur.
BACA JUGA:Dua Personel Polresta Cirebon Mendapat Kenaikan Pangkat Pengabdian
Bandara dengan landas pacu 2.250 meter ini dibuka pada 29 Desember 2010. Diklaim sebagai bandara hijau pertama di Indonesia.
Selain berfungsi sebagai bandara komersial, Bandar Udara Banyuwangi juga digunakan untuk keperluan pendidikan penerbangan.
7. Bandara Husein Sastranegara
Bandara Husein Sastranegara adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak di Jalan Pajajaran Nomor 156, kelurahan Husen Sastranegara, kecamatan Cicendo, kota Bandung.
Pada awalnya bandara ini merupakan peninggalan Pemerintah Hindia Belanda dengan sebutan Lapangan Terbang Andir.
BACA JUGA:10 Transportasi ke Bandara Kertajati Majalengka, Bisa Melayani Bandung, Cirebon sampai Tasikmalaya
Nama Husein Sastranegara diambil dari nama seorang pilot militer AURI yang gugur pada saat latihan terbang di Yogyakarta 26 September 1946.