Selain itu Sastrawinata juga dihormati oleh Pemerintah Belanda. Ia diberikan hak istimewa oleh Raja Jawa. Lantaran telah sukses menaklukan Galuh sebagai salah satu kerajaan termegah di tanah Pasundan.
Sejumlah literatur lain mengatakan, Bupati Sastrawinata merupakan orang pertama yang nekad menghapus sejarah Galuh. Memang masih perlu pembuktian, konon Ia ditugaskan Mataram untuk memutuskan tali persaudaraan pewaris Galuh. Tujuannya agar Sastrawinata bisa berkuasa sepenuhnya di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Cegah Kekerasan di Sekolah, Kemendikbudristek Keluarkan Permen, Begini Penjelasannya
Sastrawinata memang jenius. Ia banyak dilibatkan oleh Mataram sebagai delegasi wakilnya rapat dan berdiskusi dengan pemerintah kolonial. Dari sinilah jaringan relasi kekuasaan Sastrawinata terbentuk.
Ia pun dipilih sebanyak 3 kali menjadi bupati Ciamis. Banyak orang Belanda memberikan ucapan selamat.
Bahkan menurut koran Belanda yang terbit pada tahun 1920-an menyebut, Sastrawinata sebagai bupati pertama di tanah Sunda yang sering menerima bunga penghormatan dari orang Belanda.
Bukan hanya politik. Mataram pun turut mengkontaminasi budaya Sunda. Pasalnya para bupati utusan Mataram yang memerintah Galuh kala itu menerapkan beberapa tradisi orang Jawa dalam pemerintahannya.
BACA JUGA:Ratusan Personel Polresta Cirebon Amankan Kunjungan Wapres RI di Buntet Pesantren Cirebon
Mataram telah menggantikan bahasa Sunda asli dengan bahasa Sunda Mataraman. Beberapa contoh bahasa Sunda Mataraman seperti istilah-istilah yang hingga saat ini masih digunakan okeh urang Sunda pakai sehari-hari.
Seperti dahar (makan), gentos (ganti), dan manawi atau menawi dalam bahasa Jawa (apabila).
Sunda Mataraman seperti ini membuat budaya Sunda asli jadi tenggelam. Sebagian ahli melihat fenomena ini sebagai cara Mataram menyelaraskan budaya mereka di tanah Sunda.
Intinya Mataram ingin menghilangkan tradisi Sunda dengan cara perlahan.Tujuannya agar orang Sunda kehilangan identitasnya sendiri.
Supaya ketika mereka kehilangan identitas budaya, maka generasi penerusnya hanya akan mengenal budaya yang saat itu mendominasinya. (*)