Mereka sepertinya juga sudah terbiasa mencium bau parfum yang menyengat hidung. Juga bau kembang tujuh rupa atau bunga se-taman yang ada di makam keramat itu.
Makam Keramat Marongge sendiri, selain sebagai tempat proses perenungan, juga tempat untuk mencari pesugihan dan berburu ajian ilmu pelet.
Tetapi di tempat itu juga ada yang sekadar ingin tirakat untuk tujuan tercapainya kesuksesan dalam segala bidang.
Yang pasti, makam keramat yang tak jauh dari exit tol Cisumdawu Jaya atau Ujungjaya ini, selalu ada saja pengunjungnya.
Sejak pandemi COVID-19, jumlah kunjungan peziarah memang berkurang hingga 50 persen. Padahal sebelum adanya pandemi, jumlah peziarah yang datang di atas rata-rata seratusan orang setiap harinya.
Jumlah itu akan bertambah jika memasuki malam Jumat kliwon. Bisa mencapai hingga 500 orang.
Para peziarah datang dari Sumedang dan daerah di sekitarnya. Juga dari Indramayu, Bandung, Jakarta, Cianjur, dan daerah lainnya.
Bagi para pengunjung yang akan berziarah ke makam keramat Marongge harus mempersiapkan segala sesuatunya. Di antaranya harus terlebih dulu membeli air mineral botol, kembang, kemenyan dan minyak wangi.
Namun tak perlu repot-repot membawa dari luar, semua barang keperluan ritual itu telah tersedia di warung dekat gerbang masuk makam.
Mengapa harus membeli minyak wangi? Belum jelas maksudnya. Tapi alasannya biar wangi jika memasuki makam tua yang konon peninggalan prajurit Kerajaan Mataram itu.
Setelah keperluan ritual sudah selesai, tinggal mempersiapkan batin. Juga mempersiapkan mantra-mantra atau doa-doa hajat permintaan dari para peziarah.
Bagi yang baru pertama, masuk ke makam keramat itu selain tampak mistis, juga banyak yang aneh. Banyak pemandangan yang tak layak ada di sebuah makam.
BACA JUGA:Bojan Hodak Cukup Puas, Persib Bandung Serasa Menang, Persija Jakarta Ngaku Serasa Kalah
Yang paling aneh jika masuk ke makam itu adalah tampak sejumlah foto. Paling dominan foto-foto perempuan berparas cantik. Foto-foto itu tergeletak di atas pusara makam keramat itu.