Eretan Siaga Banjir Rob

Selasa 28-01-2014,13:27 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KANDANGHAUR – Ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan datangnya banjir rob besar membuat cemas penduduk di sepanjang pesisir pantura Kecamatan Kandanghaur. Mereka khawatir air laut pasang yang menimbulkan banjir dahsyat serta diprediksi terjadi pada akhir bulan ini, bakal kembali menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat setempat. Kuwu Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur, Delut Amin SPd SSos mengatakan, kekhawatiran warga cukup beralasan. Pasalnya, masyarakat Eretan baru saja mengalami penderitaan akibat musibah banjir kiriman menyusul terjadinya hujan deras yang berlangsung selama hampir sepekan. Dampak musibah banjir sejak seminggu lalu, telah membuat infrastruktur publik hancur serta ribuan rumah di Desa Eretan Kulon terendam. Sebanyak 80 unit rumah milik warga mengalami rusak berat, bahkan 20 unit rumah rata dengan tanah. Tak hanya itu, banjir juga telah menelan empat korban jiwa akibat terseret arus, dua diantaranya sampai kini belum ditemukan. “Saya saja sampai menangis melihat kondisi ini. Hancur semua,” kata Delut kepada Radar usai memonitor dan menginventarisir dampak banjir, Senin (27/1). Terkait prediksi BMKG, pihaknya hanya bisa pasrah. Sebab belum ada upaya sama sekali untuk melakukan antisipasi jika banjir rob benar-benar terjadi. Hal disebabkan selama ini masyarakat di Desa Eretan Kulon yang berjumlah sekitar 10.700 jiwa atau 4.000 kepala keluarga, sudah menganggap biasa air laut pasang. “Saya juga tidak berani menyampaikan kepada warga soal ramalan banjir rob besar ini. Khawatir malah terjadi kepanikan, saya nanti malah disalahkan,” katanya. Namun dia mengaku, jika memang bencana banjir kembali terjadi warga akan dievakuasi ke tempat aman. Tempat pengungsian juga akan disiapkan. Tapi persoalannya sulit mencari lokasi pengungsian yang dianggap aman. “Kemarin saja waktu musibah banjir, banyak masyarakat luar desa yang mengungsi ke Eretan Kulon. Kalau disini terkena banjir rob, mau kemana lagi mengungsinya,” tutur Delut Amin. Sejatinya upaya untuk mengantisipasi bencana banjir rob yang rutin setiap bulan, sudah disampaikan kepada pihak terkait. Termasuk kepada jajaran Kementerian Kelautan RI, saat melakukan kunjungan kerja di Desa Eretan Kulon beberapa waktu lalu. Yakni dengan membangun tanggul raksasa di sepanjang tepi kali Cilalanang dan pesisir pantai. Karena biasanya, dampak rob disertai gelombang tinggi seringkali merendam separuh pemukiman warga yang berada di pinggir kali dan laut tersebut. Tapi usulan tersebut hingga kini belum terealisasi. Terpisah, ketua KUD Misya Mina Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur, H Mansyur Idris SH membenarkan jika belum ada langkah antisipasi untuk mencegah banjir rob. Itu karena masyarakat menganggap rob sudah menjadi tradisi dan intensitasnya tidak berlangsung lama. Terkecuali warga yang bertempat tinggal di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) kali Cilalanang. “Masyarakat suda terbiasa sih, jadi ya gak kaget kalau ada rob. Tapi mudah-mudahan ramalan banjir rob besar ini jangan sampai terjadi,” ujarnya. Kendati terbiasa, dampak banjir rob menurutnya dapat melumpuhkan aktivitas usaha serta ekonomi para nelayan. Itu terlihat saat sejumlah home industry pengolahan ikan terpaksa menghentikan produksi karena terkendala rob. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait