Ya, Balong Dalem merupakan wisata tersembunyi di Kabupaten Kuningan. Obyek wisata alam ini menawarkan ragam keindahan dan cerita sejarahnya.
Bukan hanya itu. Di Balong Dalem juga ada hutan lindung dengan luas area sekitar 6,5 hektar. Hutan inilah yang membuat Balom Dalem menjadi sejuk dan cocok untuk bersantai.
Daya tarik utama wisata ini adalah kolam ikan dengan air yang jernih. Karena kejernihannya hingga memantulkan warna hijau di sekitarnya.
BACA JUGA:BERITA DUKA: drh R Bambang Irianto Meninggal Dunia, Keluarga Besar At Taqwa Cirebon Turut Kehilangan
Ikan-ikannya pun banyak, berukuran besar dengan warna oranye yang mendominasi. Konon ikan-ikan ini bukan ikan biasa, melainkan ikan dewa.
Pihak pengelola wisata memperbolehkan pengunjung untuk memberi makan ikan. Bahkan berenang bersama ikan-ikan Dewa itu juga tidak dilarang.
Kolam di Balong Dalem Kuningan ini tidak terlalu dalam, hanya sekitar dua meter lebih. Namun, harus tetap berhati-hati. Karena bebatuan yang ada dalam kolam tersebut sangat licin.
Bagi anak-anak juga ada kolam khusus. Kolam itu sangat dangkal, dan tidak membahayakan.
Hutan di kawasan Balong Dalem memang sangat eksotis. Pepohonan rindang yang menjulang tinggi ini makin bertambah tatkala sinar mentari menyusup dari celah-celahnya.
Di area hutan inilah terdapat bumi perkemahan yang tak pernah sepi pengunjung. Di tempat ini, bisa merasakan sensasi bermalam di tengah hutan lindung yang asri dengan udaranya yang sejuk.
Seperti dijelaskan di atas, Balong Dalem tak hanya menyimpan pesona alam, ragam cerita sejarah pun bisa ditemui di sini.
Pertama, cerita sejarah tentang seorang penyebar agama Islam yang berasal dari Kesultanan Cirebon, yakni Buyut Bayu.
Kedua, di objek wisata ini terdapat sebuah area taman makam pahlawan atau TMP Samudera. TMP Samudera menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi Angkatan Laut Republik Indonesia yang gugur saat peperangan melawan penjajah.
Jika beruntung, pengunjung bisa menyaksikan upacara adat bernama ‘Kawin Cai’. Upacara ini berlangsung dengan mengawinkan atau menyatukan dua sumber mata air, yakni Cikahuripan dan Cibulan.