MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM - Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagyo mengaku pesimis Bandara Kertajati bisa benar-benar optimal.
Menurut dia, ada banyak faktor mengapa Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati tersebut sulit untuk dapat berkembang.
Selain faktor lokasi yang terlalu jauh, masalah lainnya adalah frekuensi penerbangan dan pilihan maskapai.
Kemudian, bagaimana caranya warga dari Bandung mau terbang dari Bandara Kertajati yang berada di Kabupaten Majalengka.
"Kita lihat, berapa banyak frekuensinya (penerbangan). Orang dari Bandung pilih Kertajati atau Cengkareng," kata Agus Pambagyo, kepada radarcirebon.com di sela uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung, Selasa, 19, September 2023.
Agus Pambagyo mencontohkan, untuk sebuah rute penerbangan di Bandara Internasional Soekarno Hatta bisa sampai 12 tiap jam. Sedangkan di Bandara Kertajati cuma 2.
"Ya orang pasti pilih ke Jakarta. Apalagi mereka bisa naik pesawat apapun, ya terserah pilihan," kata Agus.
Faktor yang tidak kalah penting adalah terkait dengan konektivitas. Untuk menuju ke Bandara Kertajati memang sudah ada tol dengan jarak tempuh 1 jam.
BACA JUGA:Periode Oktober-Desember 2023, Angkutan Umum Beri Diskon untuk Angkut Penumpang ke Bandara Kertajati
Karenanya, dia juga ingin melihat perkembangan berikutnya, karena sejak awal tidak setuju dengan bandar udara internasional tersebut dibangun di Majalengka.
"Saya pengen lihat sih. Karena sejak awal saya tidak setuju untuk dibangun pada waktu Pak Aher manggil saya. Saya bilang nggak bisa, Kertajati buat siapa? Orang situ emang mau pergi ke mana?" bebernya.
Ceritanya bisa lain. Agus mensyaratkan frekuensi penerbangan di Bandara Kertajati bisa seperti di Bandara Soetta. Masalahnya, maskapai tentu saja tidak bisa dipaksa, karena mereka hadir mengikuti permintaan penumpang.
"Kalau Kertajati frekuensi bisa sama seperti Cengkareng mungkin mau, cuma satu jam. Yang jadi masalah frekuensi penerbangan dan maskapai. Penerbangan itu tidak bisa diatur, dipaksa nggak bisa."
BACA JUGA:Daftar Tenant Bandara Kertajati Diumumkan pada 18 September 2023, Ada Apa Saja Sih?