"Korbannya adalah kita (Bobotoh)," tegasnya.
Karena menurutnya, keputusan yang sekarang sedang dijalankan pihak manajemen, tidak lagi sejalan dengan keinginan Bobotoh.
Seperti harga tiket laga kandang Persib yang mengalami kenaikan di musim 2023/2024, disebutkan Albert, hal tersebut merupakan wewenang pihak manajemen.
Kalau pun pihak Bobotoh keberatan dengan kebijakan tersebut, sebut Albert, pihak manajemen tidak akan peduli.
"Kalau pun kita (Bobotoh) melakukan aksi demo, nggak bakal didengar oleh manajemen, masuk telinga kiri keluar telinga kanan," paparnya.
Manajemen saat ini, sambungnya, manajemen sedang membangun suporter baru ketika Persib melakukan pertandingan.
Suporter yang sering kebablasan dalam memberikan dukungan terhadap Persib, sedikit demi sedikit sedang diganti oleh turis atau penonton dari kalangan menengah ke atas.
"Bukan lagi penonton seperti kita yang sering 'bar-bar' atau jadul," jelas Albert.
BACA JUGA:Timnas U-24 Indonesia Mampu Kalahkan Kirgistan, Nih Pesan dari Erick Thohir Makjleb Pisan
Albert kemudian mencontohkan keputusan manajemen klub Inggris dalam membangun Premier League, sehingga menjadi tontonan yang menarik dan mendatangkan keuntungan besar bagi klub.
Sebelumnya, menajemen dan pihak pengelola liga Inggris, berusaha untuk menghilangkan suporter lokal yang terkenal fanatik dalam memberikan dukungan.
Suporter yang terkenal dengan sebutan holigan itu, lambat laun mulai terkikis dan tergantikan oleh turis dan pelancong di zaman sekarang ini.
"Dan itu yang sedang dilakukan oleh manajemen Persib," imbuhnya.
Elemen lainnya dari holy trinity Persib adalah tim. Menurut Albert, tim terdiri dari pemain dan jajaran pelatih.