Disebutkan Albert, tim yang sekarang ada di Persib, memiliki kemiripan sikap dengan manajemen.
"Selama nyaman, gaji lancar, mereka akan tetap ada di Persib, karena mereka merupakan pekerja," jelasnya.
Seorang pemain yang sudah dikontrak, akan mati-matian membela Persib karena mereka merupakan pemain profesional.
BACA JUGA:Gelaran MotoGP di Indonesia Sebentar Lagi, Eh Sirkuit Mandalika Malah Ditutup, Ada Apa Ini?
Begitu juga ketika pindah klub, pemain tersebut akan kembali mati-matian membela klub barunya itu.
Kalaupun muncul ucapan yang menyatakan dirinya setia dengan Persib saat ini, disebutnya tidak datang dari lubuk hati.
"Karena mereka bermain dengan otak, sedangkan kita (Bobotoh) pakai hati, jadi sudah beda," paparnya.
Namun Albert kembali menegaskan, sikap dari pemain dan pelatih itu, merupakan hal yang wajar dalam dunia sepak bola.
Dan hal tersebut menurutnya, tidak bisa dipaksakan kepada pelatih atau pemain, supaya mengikuti apa yang Bobotoh lakukan.
Holy trinity terakhir adalah suporter, dijelaskan Albert, Bobotoh yang terdiri dari beberapa komunitas ini, memiliki cara padang yang berbeda-beda.
Dengan banyaknya komunitas Bobotoh itu, sudah bisa dipastikan beragam perbedaan yang sulit untuk disatukan menjadi satu tujuan demi Persib.
"Karena banyaknya perbedaan, tidak jarang antar suporter sendiri jadi saling serang, meskipun lewat media sosial," jelasnya.
BACA JUGA:Produk Smartphone Terbaru ASUS yang Menggoda akan Meluncur Akhir Bulan Ini
Albert kembali memberikan contoh, beberapa klub eropa membuat sebuah wadah sebagai sarana berkumpul para komunitas suporter.
Wadah yang disediakan oleh manajemen itu, bisa mengakomodir semua suara dari beberapa elemen suporter sehingga bisa diambil satu suara.