WJF Jadi Percontohan Zero Waste Event, Kolaborasi dengan Mitra Kerja Persampahan

Rabu 20-09-2023,14:00 WIB
Editor : Leni Indarti Hasyim

BANDUNG, RADARCIREBON.COM - West Java Festival (WJF) 2023 sukses digelar selama 2 hari, dari Sabtu-Minggu, tanggal 2-3 September 2023 lalu di Jalan Diponegoro, kawasan Gedung Sate dan Stadion Siliwangi, Kota Bandung.

Puluhan ribu masyarakat dari berbagai daerah di Jawa Barat berdatangan memadati lokasi kegiatan. Selain menampilkan gerai, galeri pembangunan Jawa Barat melalui berbagai kegiatan.

Acara ini juga dimeriahkan dengan menghadirkan artis ternama antara lain HiVi, JKT 48, Gigi, The Changcuters, Wika Salim, PAS Band, dan Doel Sumbang yang menghibur warga. Selain mengatur pergerakan massa, panitia WJF 2023 menyiapkan teknis penanganan dan pengelolaan sampah yang ditumbulkan selama event berlangsung.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar yang juga sebagai sekretaris umum WJF 2023 menegaskan, helatan WJF yang berlangsung selama 2 hari di Kota Bandung menjadi contoh pengelolaan masalah sampah dari sebuah event besar. Kegiatan WJF digelar bersamaan dengan timbulnya masalah di TPA Sarimukti.

BACA JUGA:Program Spesial Yamaha YZ Series, Dukung Hobi di Lintasan Offroad

BACA JUGA:Hugo Samir Pernah Dilarang Main Bola 12 Bulan Oleh PSSI, Kini Jadi Bintang Muda di Timnas

“Kegiatan WJF jika tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan permasalahan sampah. Sementara semua mata tertuju pada masalah yang sedang terjadi di TPA Sarimukti. Sehingga, event besar ini dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan masalah sampah di kemudian hari,” kata Benny.

Panitia WJF 2023 menilai, permasalahan di TPA Sarimukti menjadi momentum untuk mengingatkan seluruh masyarakat, baik Jawa Barat maupun Indonesia agar bijak dalam mengelola sampah di mana pun berada. Baik ketika dalam sebuah kegiatan mau pun ketika berada di rumah.

“Ini menjadi momentum yang tepat untuk mengajak dan mengingatkan masyarakat agar bijak dalam mengelola sampah dari sumbernya. Budaya mengelola sampah disosialisasikan dalam kegiatan WJF,” jelas Benny.

Pada pelaksanaannya, panitia WJF mempersiapkan secara matang bagaimana pengelolaan sampah dalam kegiatan event besar. Selama kegiatan di Gedung Sate, panitia memaksimalkan peran relawan yang disebut “West Java Trailblazer”. Relawan ini ditetapkan sebagai duta kebersihan.

BACA JUGA:Tiga Elemen Persib Sudah Tidak Satu Arah, Bobotoh Ungkap Penyebab

BACA JUGA:Warga Cirebon Yuk Manfaatkan Uji Emisi Kendaraan Gratis dari Dishub Kota Cirebon, Catat Tanggal dan Lokasi

Panitia menyiapkan 3 Standar Operasional Prosedur (SOP) bagi para relawan kebersihan. Pertama sebagai edukator. Yakni memberikan awareness atau kesadaran secara langsung kepada pengunjung terkait pemilahan sampah. Juga mengingatkan untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. “Panitia menyiapkan tempat sampah di berbagai titik,” ungkapnya.

SOP kedua yakni sebagai kolektor/runner. Yakni mengumpulkan trashbag yang sudah penuh. Trashbag tersebut disimpan di 26 titik. Untuk selanjutnya didistribusikan sampai masuk ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST).

“Ketiga, relawan yang memilah sampah-sampah di TPST, lalu disalurkan sesuai dengan jenisnya. Sampah anorganik ke waste4change, dan yang organik ke tim komposter sendiri,” jelas Benny.

Kategori :