Pertandingan tersebut menyisakan cidera pada kaki kanan. Namun di sisi lain ia masih harus berlatih untuk persiapan O2SN.
"Sempat cedera kaki kanan, namun dengan bantuan pelatih Alhamdulillah bisa diatasi dan maish bisa bertanding di O2SN, karena ini yang paling saya tunggu," terangnya.
Memiliki perawakan tubuh yang paling kecil dari atlet lainnya dalam O2SN kali ini, tidak menimbulkan pesimis pada Kartika.
Ia justru lebih semangat untuk bisa menjuarai ajang ini karena telah giat berlatih. Menurutnya yang paling sulit dalam pencak silat adalah melawan dirinya sendiri, entah itu rasa malas atau lainnya.
Ia pun berharap dengan prestasinya ini, kelak ia bisa melanjutkan pencak silat usai lulus SMP.
"Semoga SMA nanti bisa ikut Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP)," harapnya.
Di samping itu, ketekunan Kartika dalam berlatih tentu tak luput dari bimbingan sang pelatih yakni Ina Juliyah.
Pelatih Pencak Silat di SMPN 11 dan SDN Pamitran Kota Cirebon ini ada di bawah naungan Perguruan Pencak Silat Pusaka Arya Kemuning Seluruh Indonesia (PAKSI).
Menurut Ina, Kartika merupakan anak yang memiliki semangat tinggi, penurut, dan ceria saat berlatih.
Ia memiliki usia yang masih sangat mudas dan bisa semakin cemerlang jika terus tekun berlatih.
"Usianya masih 13 tahun, salah sati atlet pencak silat termuda, masih banak kejuaraan yang bisa ia ikuti oleh sebab itu saya selalu memotivasinya untuk giat berlatih," paparnya.
Selain dengan gtekun berlatih, Kartika juga mendapatkan support yang luar biasa dari sekolah terutama dalam waktu yang diberikan untuk berlatih dan mengikuti perlombaan.
Ina pun berpesan pada Kartika agar selalu bisa menyeimbangkan antara pendidikan dan prestasi dalam olaharga.
"Harus bisa menjadi juara di medan laga, berprestasi di akademik," tukasnya.