JAKARTA, RADARCIREBON.COM - Prabowo Subianto adalah rival politik Joko Widodo dalam dua kali pemilihan presiden (pilpres), yakni 2014 dan 2019.
Namun, pasca pilpres 2019 terjadi kejutan. Prabowo Subianto yang awalnya rival berbalik menjadi kawan di kabinet.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan dirinya memutuskan bergabung ke Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Pertahanan.
Dia beralasan mau bergabung dengan Pak Jokowi karena tak ingin diadu domba oleh pihak-pihak tertentu.
BACA JUGA:Jelang Laga Lawan Persita, Persib Bandung Aktifkan Fitur Tiket Keluarga, Begini Cara Aktivasinya
"Saya tidak mau diadu domba. Begitu beliau ajak saya, saya katakan 'Ya saya bergabung'. Kita bersatu dan Indonesia tenang, Indonesia kuat, Indonesia tidak mau diadu domba lagi," kata Prabowo di Jakarta Selatan, Sabtu.
Prabowo yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan pada Kabinet Indonesia Maju, mengatakan Indonesia mempunyai sejarah panjang mengalami politik adu domba, oleh karena itu, dirinya tak ingin hal itu terulang kembali.
"Kenapa saya bergabung dengan Pak Jokowi? Karena saya memahami sejarah bangsa Indonesia, dari dulu kita selalu diadu domba dan waktu tahun 2019, Pak Jokowi tergerak hatinya, dan saya tergerak hatinya, kita tidak mau diadu domba," ujarnya.
Bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu mengatakan instingnya menilai Jokowi sebagai sosok yang mencintai Indonesia dan hal itu juga yang mendorong dirinya bergabung dalam pemerintahan Presiden Jokowi.
BACA JUGA:Jokowi Diusulkan Jadi Ketua Umum PDI Perjuangan, Begini Respon Hasto Kristiyanto
"Karena Pak Jokowi itu orang Indonesia. Hati saya, insting saya, mengatakan Pak Jokowi itu orang Merah Putih, cinta Indonesia, cinta rakyat, kenapa saya harus diadu domba dengan orang yang sama-sama cinta Indonesia, dan cinta rakyat Indonesia?" ujar Prabowo.
Meskipun demikian, Prabowo memahami bahwa keputusannya bergabung ke Jokowi akan mengecewakan sebagian pendukungnya.
Namun Prabowo berharap seiring berjalannya waktu, para pendukungnya akan memahami bahwa keputusannya tersebut adalah demi kemajuan bangsa dan negara.
"Saya mengerti banyak pendukung saya kecewa. Saya mengerti banyak yang tidak mau saya bergabung sama Pak Jokowi."
BACA JUGA:Fakta tentang Hitler, Ternyata Pernah jadi Man of the Year versi Majalah TIME