Kejadian itu, kata Jessica, menimbulkan trauma pada dirinya. Bahkan kini harus beradaptasi dengan kehidupan penjara yang membuatnya masih harus terkurung selama 13 tahun ke depan.
“Ini begitu sulit. Begitu sulit untuk tetap waras setiap harinya. Jikau kau tanya soal trauma, ya aku sangat trauma dengan peristiwa ini dan semua media, juga cara mereka mencetak sesuati di atas kertas dan itu sepenuhnya salah,” bebernya.
Jessica juga menyebut: Mereka hanya mencoba untuk mencari tahu kehidupanku, mengarang cerita. "Oh, Jess melakukan ini karena bla bla bla. Oh, kenapa dia tidak mengaku saja? Buktinya cukup jelas. Bukti apa? Mereka tampak menikmati dan menghasilkan uang dari itu,” katanya.
Dia pun tak menyangka persidangan kasus kopi sianida tersebut bakal sedemikian menyedot perhatian publik.
“Selama persidangan, itu benar-benar sulit. Ratusan orang mendatangiku, dengan kamera, lampu kilat dan sebagainya. Itu sangat aneh,” ungkapnya.
Karenanya, Jessica yakin kalau kasus tersebut tidak mendapatkan sorot media, keputusan di persidangan bakal lain.
“Dan juga hakimnya. Semua yang kami sodorkan ke meja, sama sekali mereka abaikan. Jika media tidak tertarik padaku saat itu, apakah akan berbeda?” tanya dia.
Selepas mengungkapkan pernyataan itu, pernyataan Jessica langsung dipotong karena dianggap terlalu jauh.
BACA JUGA:Film Dokumenter Netflix Ungkap Buku Harian Jessica Kumala Wongso: Kami harus sembunyi-sembunyi
Tim produksi film dokumenter juga menyatakan bahwa pihak berwenang memblokir semua wawancara dengan Jessica.
“Maaf, Jessica. Saya minta maaf. Mungkin, ini sudah terlalu dalam,” kata petugas di Lapas Wanita Kelas II A Jakarta.
Seperti diketahui dalam film tersebut, wawancara Jessica Kumala Wongso digantikan dengan buku harian yang ditampilkan.
Catatan buku harian tersebut juga mengungkapkan alibi dari Jessica terkait dirinya yang datang lebih cepat dan memesan kopi.
BACA JUGA:Identitas Jenazah ABG Indramayu Diketahui, Pelaku Dikabarkan Sudah Ditangkap
"Mereka merasa curiga karena aku memesan sebelum teman-temanku datang," kata Jessica mengenai kejadian di Olivier Caffe Grand Indonesia pada 6, Januari 2016 sore hari.