Dia juga menegaskan bahwa tidak ada niatan datang lebih cepat. Dirinya hanya berusaha datang tepat waktu. Sebaliknya, teman-temannya termasuk Mirna memang datang terlambat.
"Aku tak menyangka mereka akan tiba 40 menit kemudian," tandas Jessica mengutarakan cerita versinya.
Tidak hanya itu, Jessica juga menjelaskan mengenai tudingan bahwa dirinya menaruh racun sianida saat minuman es kopi untuk Mirna ditutupi dengan paper bag.
BACA JUGA:BRI Liga 1 Termahal di Asean, Kekayaan Persib Belum Tergeser
"Mereka juga merasa curiga saat aku memindahkan kantung kertas. Aku hanya bosan," tulis Jessica pada buku harian berbahasa Inggris itu.
Pasca kejadian itu, Jessica mengaku hidupnya tidak tenang. Apalagi, pribadinya juga keluarga mulai diusik media.
"Media mulai mengintai rumah kami. Kami harus sembunyi-sembunyi untuk masuk ke rumah kami sendiri," tulisnya.
Setelah kejadian itu, beberapa hari berselang dirinya diamankan polisi di salah satu hotel. "Beberapa hari kemudian, aku ditangkap," tulisnya.
BACA JUGA:4 Risiko Paylater yang Tidak Disadari, Awas Utang Makin Menumpuk dan Gagal Bayar
Kasus kematian Wayan Mirna Salihin tersebut, kata Jessica, telah memukul dirinya. Sebab, sampai kapan pun cap sebagai pembunuh akan melekat.
Seperti diketahui, pasca penayangan Film Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso, kasus ini kembali menjadi perbincangan publik termasuk karena wawancara yang dipotong dan kemudian diblokir.