RADARCIREBON.COM - Pasokan beras sudah mulai mengkhawatirkan. Pembelian beras pun sudah tidak bebas lagi. Masyarakat was-was jika kebutuhan pokok ini menghilang di pasaran.
Seperti diketahui, walau untuk jenis tertentu, pembelian beras sudah mulai dibatasi. Masyarakat dihimbau untuk tidak panik, karena kebijakan pembatasan pembelian tersebut.
Informasi tentang pembatasan pembelian beras tersebut memang membayar waswas sebagian masyarakat. Banyak yang pertanya, apakah stok beras itu mulai menipis?
Kendati demikian, pembelian beras yang dibatasi hanya berlaku untuk jenis Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang digelontorkan pemerintah untuk mengintervensi kenaikan harga. Itu pun hanya berlaku di ritel tertentu.
“Agak mencurigakan kebijakan pembatasan pembelian beras tersebut. Berarti ada masalah dengan cadangan beras di negara kita ini,” ungkap ibu rumah tangga mengaku bernama Iis ini.
Namun di Pasar Pagi Cirebon, ungkap perempuan yang berasal dari Majalengka ini, belum ada pembatasan. Dirinya masih bebas membeli beras di pasar yang berlokasi di Jl Siliwangi Kota Cirebon tersebut.
“Ya gak tahu kalau nanti ada pembatasan ya. Tadi masih bebas membeli beras jenis apapun,” ungkapnya.
Informasi tentang pembatasan pembelian beras tersebut membuatnya kaget dan was-was. Dia takut jika benar-benar stok beras habis.
BACA JUGA:Evaluasi Kinerja SKPD Persulit Perizinan, Imron : Tunjukkan ke Saya, Biar Saya Jewer
“Kan musim kemarau masih belum tahu kapan berakhirnya. Otomatis petani tidak bisa menanam padi. Harus menunggu berapa lama lagi sawah kita panen. Itu yang membuat was-was,” ungkapnya.
Dia juga takut akibat informasi pembatasan itu, ada masyarakat yang memborong membeli beras dalam jumlah banyak. Apalagi kalau sampai ada yang menimbun salah satu kebutuhan pokok tersebut.
Masyarakat diminta untuk tidak perlu panik (panic buying) akibat pembatasan pembelian beras. Pasokan beras memang mulai mengkhawatirkan belakangan ini.
Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F Paulus mengatakan, pemerintah sudah memikirkan cara untuk memastikan pasokan beras agar selalu tersedia di masyarakat. Hal tersebut dikatakan Lodewijk, menanggapi isu pembatasan pembelian beras maksimal 10 kg di toko ritel.
BACA JUGA:FTKP UNU Cirebon Kembangkan Pemanfaatan Garam Laut Menjadi Produk Kreatif Sabun Cair NU Klin