BACA JUGA:Pengumuman Tersangka Kasus Subang, Inisial MR dan YH, Titik Terang Misteri Selama Hampir 2 Tahun
“Tidak sampai 51 persen saham, karena pengelolaan tetap di kita. Mereka kan karena punya pengalaman, mereka mau mengelola. Diantaranya mereka harus menjadikan ini hub. Jadi tidak hanya beli saham,” kata Bey.
Salah satu kewajiban investor yag masuk ke Bandara Kertajati, kata dia, mereka harus bisa mendatangkan pesawat dan traffic, misalnya untuk transit.
“Misalnya untuk Australia, transit di Kertajati. Intinya mereka tidak hanya beli saham, tapi bagaimana ikut meramaikan traffic Bandra Kertajati,” tandasnya.
Kembali Bey memastikan, jumlah saham Pemprov Jabar di BIJB Kertajati tetap akan menjadi mayortias. Sedangkan investor kiemungkinan sampai 45 persen. Tapi tidak akan sampai 51 persen.
BACA JUGA:Rahasia Kecerdasan Mahfud MD, Lulusan Pesantren dan PGA yang Sukses Jadi Hakim hingga Menteri
Terkait investor yang akan masuk, sebelumnya dibocorkan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi yakni dari Singapura, Arab Saudi dan India.
Namun, menhub mengaku belum mau membocorkan informasi tersebut. Tetapi pada waktunya akan disampaikan.
Kembali ke Pj Gubernur Jabar, pihaknya optimis Bandara Kertajati akan berkembang dengan baik ke depannya.
Sebab, bandar udara ini sudah dibangun dengan sangat baik dan fasilitasnya mumpuni. Kemudian captive market-nya juga besar.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Kebakaran di Garasi Bus Sahabat, 4 Unit yang Terbakar
“Bandaranya baik, oke sekali. Jarak dari Bandung, Sumedang, kan dekat sekali daripada ke Jakarta. Jawa Barat kan tidak hanya Bandung ya. Apalagi yang daerah sini,” tandasnya. (baehaqi)