Anggota Satgas PDIP Tewas Kesetrum

Minggu 09-02-2014,09:18 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

LIGUNG - Nahas dialami Edi Wasngad (50), warga Blok Sukawaru, RT 03 RW 04, Desa Sukawera, Kecamatan Ligung. Pria yang juga anggota Satgas PDIP ini harus meregang nyawa setelah kesetrum kabel aliran listrik tegangan tinggi akibat mencoba membetulkan bendera parpol di halaman rumahnya, Sabtu (8/2). Informasi yang dihimpun Radar di lokasi, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, Edi bermaksud membetulkan bendera parpol kebanggaannya yang ketika itu terlilit ke pohon mangga miliknya. Namun, itikadnya malah membawa malapetaka. Korban yang tengah membetulkan dan bermaksud akan mengganti bendera berukuran besar, malah tewas kesetrum akibat bambu bendera tanpa disengaja menyentuh kabel aliran listrik tegangan tinggi. Korban seketika jatuh tersungkur dari atas pohon, sehingga membuat warga setempat mendadak heboh. Menurut tetangga korban, Sopiah (40), korban saat terjatuh kondisinya masih bernafas. Ia bersama suaminya yakni Ramidi dengan sigap langsung menolong korban dengan membawanya ke dalam rumah. Namun nahas, tidak begitu lama, korban tidak sadarkan diri dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Sebagian wajah Edi terlihat gosong seperti layaknya orang terbakar. “Mungkin saat membetulkan bendera, bambunya goyang akibat angin kencang. Sehingga Edi yang tidak bisa menahannya, bambu itu malah nyangkut ke kabel aliran listrik. Saya bersama suami kaget mendengar suara gubrak, pas liat Edi sudah terjatuh. Saat itu, kondisi angin memang cukup kencang,” terangnya. Sopiah mengatakan, ia bersama suaminya memang mendengar suara keras tiga kali. Suara itu mirip seperti bambu yang sedang dibakar. Mungkin yang didengar sejumlah tentangganya itu diyakini adalah suara bambu yang dipegang oleh Edi menyentuh kabel listrik. Terlebih, kondisi bambu tersebut basah akibat malamnya diguyur hujan. “Suara bletok itu terdengar tiga kali. Mungkin suara bambu berukuran sekitar 3 meter yang tersangkut aliran listrik itu. Kami tetangga mengaku prihatin dengan adanya musibah ini,” tuturnya. Sementara itu, istri korban Askinah (45), histeris melihat musibah yang dialami suaminya. Tidak ada tanda-tanda aneh sebelum suaminya pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya. Askinah sejatinya sudah mengingatkan kepada Edi untuk menunda aktivitasnya itu. Pemasangan bendera parpol itu memang dilakukan suaminya sejak Kamis (6/2), dua hari sebelumnya. Sebelum musibah itu, korban memang bermaksud untuk membetulkan dan akan mengganti bendera berlambang moncong putih itu berukuran besar. “Padahal, saya sudah meminta kepada bapak agar jangan dulu karena pohonnya licin akibat diguyur hujan. Tapi malah memaksa tetap naik. Saat kejadian, saya sedang memasak nasi di dapur dan tiba-tiba kaget terdengar suara keras, malah kondisi bapak (Edi, red) sudah digotong-gotong orang,” katanya sembari menangis. Kapolsek Ligung, AKP Rasja membenarkan musibah tersebut. Berdasarkan saksi dan pihaknya ke lokasi kejadian, itu murni kecelakaan akibat korban kestrum. Korban langsung dikebumikan siang hari di TPA setempat. “Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada kepada kabel-kabel listrik yang bertegangan tinggi. Apalagi kondisi saat ini tengah memasuki musim penghujan. Warga diimbau untuk menghindari beberapa kabel dan hindari aktivitas di bawah tiang listrik,” pesannya. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait