Pulau Biawak yang bernama asli Pulau Rakit itu tentu memiliki sejarah yang cukup panjang. Salah satunya bukti sejarah yang masih berdiri kokoh menara mercusuar. Selain itu, pulau ini menjadi saksi bisu sejarah peradaban Islam di masa Sunan Gunung Jati. Sebab, di pulau ini terdapat makam Syekh Syarif Khasan dan santrinya yang konon mengalami sakit ketika hendak diutus menuju Kerajaan Sriwijaya di Palembang.
Sebenarnya nama pulau ini adalah Pulau Rakit, namun oleh Pemkab Indramayu dinamakan Pulau Biawak karena banyak dijumpai biawak yang jadi ciri khas pulau ini. Satwa ini tergolong unik karena hidup di habitat air asin. Setiap menjelang matahari terbenam, puluhan biawak dengan panjang antara 20 cm–1,5 meter terlihat berenang di tepian pantai. Satwa-satwa itu memang tengah berburu ikan untuk kebutuhan makannya.
BACA JUGA:Layanan Super PLN Masa Kini, Aplikasi PLN Mobile Sekali ‘Klik’ Langsung Beres
BACA JUGA:Kadin Kota Cirebon Minta Birokrasi Event Dipangkas, Bisa Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Pulau Biawak sudah menjadi incaran penggemar wisata bahari dari berbagai daerah. Bagi masyarakat yang ingin menyebrang dan berwisata ke Pulau Biawak bisa memesan tempat ke kantor Diporbudpar Indramayu atau Kantor Disbudpar Jabar, pada Bidang kepariwisataan. (and/adv)