RADARCIREBON.COM - Puasa tidak hanya dianjurkan untuk beribadah, tapi aktivitas menahan makan dan minum ini juga baik untuk kesehatan.
Perlu diketahui, puasa adalah berpantang makanan, minuman, atau berpantang keduanya dalam jangka waktu tertentu.
Ada beberapa jenis puasa yang dikenal di ranah nutrisi. Disebut puasa absolut atau mutlak jika seseorang tidak makan atau minum sama sekali dalam waktu singkat.
BACA JUGA:Hasil Lengkap Liga Champions Eropa 2023-2024 Match Day ke-5: Inter Milan Sukses Comeback
Ada juga puasa air, yaitu tidak minum untuk sementara waktu. Kalau pun minum, tetapi tidak berlebihan.
Sementara, puasa jus yang juga dikenal sebagai pembersihan atau detoksifikasi jus biasanya melibatkan asupan eksklusif jus buah dan sayuran.
Yang juga populer adalah puasa intermiten, yakni pola makan yang berputar antara periode makan dan periode puasa.
Ahli gizi Alina Petre mengatakan, meskipun ada banyak bentuk puasa, sebagian besar penelitian tentang puasa dan sistem kekebalan tubuh secara khusus mengamati puasa intermiten dan puasa absolut. Berdasarkan studi, puasa ditengarai baik untuk sistem kekebalan tubuh.
"Puasa memaksa tubuh mengandalkan simpanan energi untuk mempertahankan fungsi normalnya."
"Sumber energi utama tubuh adalah glukosa, yang ditemukan bersirkulasi dalam darah dan juga disimpan sebagai glikogen di hati dan otot," ungkap Petre dikutip dari laman Healthline, Kamis 30 November 2023.
Setelah glikogen habis, yang biasanya terjadi setelah 24-48 jam setelah puasa, tubuh mulai menggunakan lemak dan, pada tingkat lebih rendah, asam amino untuk energi.
Lemak tubuh yang tersimpan dapat dipecah menjadi asam lemak, yang digunakan sebagai sumber bahan bakar dalam proses yang disebut lipolisis.
BACA JUGA:5 Langkah Antisipasi Mencegah Penyebaran Pneumonia yang Dianjurkan Kemenkes
Kemudian, asam lemak dapat dimetabolisme untuk menghasilkan produk sampingan yang disebut keton, yang dapat digunakan tubuh dan otak sebagai sumber energi.