Dana Operasional Tenaga Penyuluh Nol

Jumat 14-02-2014,10:06 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KUNINGAN - Status Kuningan sebagai daerah berpotensi pertanian tinggi belum diimbangi dengan pemanfaatan sumber daya manusianya secara optimal. Terbukti, Kuningan belum memenuhi kebutuhan ideal satu desa satu penyuluh pertanian. Parahnya untuk bidang perikanan, Kuningan hanya memiliki satu penyuluh perikanan. Kepala Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kuningan Ir Hj Triastami saat di konfirmasi, tidak memungkiri hal tersebut. Yang menjadi fokusnya kini di BP4K memang mengatasi persoalan sumber daya manusia penyuluh. “Dari sisi aparatur penyuluh, kita menginduk ke-3 kementerian. Yaitu penyuluh pertanian dari Kementrian Pertanian, penyuluh perikanan dari Kementerian Kelautan dan penyuluh kehutanan dari Kementerian Kehutanan,” terang Triastami, Kamis (13/2), kepada Radar. Secara umum, ia merasa, jumlah personel penyuluh masih kurang. Meski penyuluh pertanian mencapai angka 318 orang atau nyaris memenuhi kebutuhan ideal satu desa satu penyuluh dari jumlah desa/kelurahan di Kuningan 367, tetapi hanya 109 orang yang berstatus PNS. Sisanya 134 orang berstatus tenaga harian lepas (THL) pusat, dan 75 THL provinsi. Begitu penyuluh kehutanan berjumlah 28 orang berstatus PNS, masih belum memenuhi angka idealnya satu kecamatan satu penyuluh. Angka ideal tersebut diambil karena Kuningan merupakan kabupaten konservasi. Di mana setiap kecamatan diharuskan memiliki hutan kota. “Yang parah, kita hanya punya satu penyuluh perikanan. Jadi amat sangat tidak efektif. Satu orang itu tidak mungkin menangani perikanan se-Kuningan. Wajar kalau kerjanya hanya terpusat di kabupaten,” ungkap dia. Kekurangan lain kaitan penyuluh juga ada dalam tanda kutip. Misal penyuluh yang berstatus THL spesifikasi keilmuannya kurang. Begitu penyuluh kehutanan dan perikanan yang juga kerap terpaksa diikutsertakan menangani pertanian. Di samping operasional penyuluh dari APBD yang tidak pernah ada. Sementara penyuluh dituntut untuk terus bergerak ke bawah. Paling kalau ada kegiatan, baru ada honor tambahan. Terutama kegiatan di Dinas Pertanian. Maka semua penyuluh, baik perikanan maupun kehutanan kerapkali diaktifkan dalam kegiatan pertanian. Semakin aktif, semakin banyak rezekinya. “Jadi rentetan kendalanya, kualitas THL kurang, operasional gak ada, keilmuan penyuluh juga berbeda. Tapi meski begitu, kerja mereka (penyuluh, red) bagus. Banyak swadayanya,” puji Triastami. (tat)

Tags :
Kategori :

Terkait