Menurut R Chaidir Susilaningrat, tokoh pegiat budaya dan pendiri komunitas Pusaka Cirebon Kendi Pertula, Gapura Candi Bèntar merupakan bangunan gerbang khas Cirebon.
Gapura Candi Bentar bernilai sejarah dan mengandung pesan filosofis yang luhur bagi kehidupan masyarakat.
“Prototype gerbang ini aslinya berada di Siti Hinggil Keraton Kasepuhan yang dibuat pada abad ke-15 dan untuk di Taman Air Gua Sunyaragi yang dibuat pada abad ke 17,” ujar Chaidir dikutip dari radarcirebon.com, 7 Januari 2024.
Pria yang berprofesi sebagai Penasehat Badan Pengelola Taman Air Goa Sunyaragi Cirebon (BPTAGS) menambahkan, candi bentar asli masih tahan berdiri hingga saat ini.
BACA JUGA:Pegiat Budaya Cirebon Sesalkan Ambruknya Gapura Candi Bentar di Taman Pataraksa Sumber
Hal itu sebutnya, menandakan keseriusan para leluhur dalam membuat bangunan dan mewariskan 'legacy' bagi anak cucunya berabad-abad ke depan.
“Kita punya tanggung jawab yang sama, maka sudahkah kita pikirkan apa yang akan kita wariskan kepada generasi anak cucu kita puluhan, ratusan tahun yang akan datang,” ucapnya.
Dirinya kemudian menyayangkan kualitas pekerjaan di alun-alun Taman Pataraksa yang kesannya asal-asalan.
“Kualitas pekerjaan yang sangat buruk benar-benar dipertontonkan di depan hidung para pimpinan daerah yang berkantor di sekeliling Alun-alun yang diharapkan jadi icon baru bagi pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon itu,” ujar Chaidir dalam keterangan tertulis.
BACA JUGA:Gapura Taman Pataraksa Ambruk, Bupati Imron Kecewa dan Minta Dibangun Ulang
Menurut Chaidir, sejak awal pihaknya mengaku kecewa dengan tidak dilibatkannya para budayawan atau tokoh budaya setempat untuk membangun lokasi tersebut.
Alun-alun yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan biaya Rp 15 Miliar itu, pihak budayawan atau tokoh tidak dilibatkan untuk memberikan ide atau masukan.
“Kami (budayawan Cirebon) sama sekali tidak dilibatkan, bahkan konsultasi mengenai bentuk bangunan dan sejarahnya pun tidak pernah,” ujarnya.
Menurut Chaidir, sudah semestinya bangunan monumental apalagi berada di pusat pemerintahan harus memiliki standar kualitas pekerjaaan yang tinggi, kuat dan tahan lama.
BACA JUGA:Sepeda Motor Pakai Knalpot Brong? Siap-Siap Ditindak Polres Majalengka
“Selain itu (seharusnya) juga menampilkan arsitektur yang sarat dengan nilai kearifan lokal Cirebonan sebagai tanah karomah para wali,” tambahnya.