Pelatihan Industri Kurang Diminati

Sabtu 15-02-2014,10:42 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

MAJALENGKA – Program pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi tenaga kerja dibidang industri pabrik tampaknya tidak berjalan maksimal. Pasalnya, tahun 2014 ini, bidang perindustrian di Disperindag KUKM mencatat Kabupaten Majalengka hanya mengikutsertakan 10 orang saja. Kabid Perindustrian, H Asep Iwan Heryawan menyebutkan padahal jumlah kuota yang diberikan setiap kabupaten/kota di Indonesia tahun anggaran 2014 ini mencapai 1.400 peserta. Nyatanya, masyarakat Majalengka yang berminat hanya 10 orang. “Program pelatihan ini padahal sudah dijalankan sejak tahun 2012 lalu. Tetapi peserta di Majalengka cenderung setiap tahun berkurang. Kesepuluh orang tersebut juga satu kelas dengan daerah Lampung,” ujarnya, kemarin. Disebutkan Iwan, tahun anggaran 2013 lalu, peserta di Kota Angin mampu mengirimkan 40 orang. Beberapa teori pelatihan yang diadakan di balai diklat di Jakarta tersebut diprioritaskan pada bagaimana cara kerja di salah satu pabrik garmen. Seperti teori dan kemudian lebih banyak diaplikasikan melalui praktik secara langsung. Terkait cenderung minimnya peserta, padahal instansi terkait sudah memberikan sosialisasi melalui surat edaran baik yang dipasang di papan pengumuman dinsosnakertrans sampai dengan seluruh kecamatan se-Kabupaten Majalengka. Namun, dari data yang masuk hingga akhir Januari lalu mencapai 14 peserta dua di antaranya mengundurkan diri dan dua lainnya pun juga sama akibat mengaku sudah pernah mengikuti pelatihan tersebut. Faktor minimnya peserta juga ditengarai akibat peran dari setiap kasi di masing-masing kecamatan belum bisa mengimplementasikan surat edaran yang telah disebar oleh pihaknya. Beberapa kasi mengaku baru bisa disosialisasikan ke masyarakat ketika ada agenda kegiatan saja. Menurutnya, bagi peserta yang mengikuti program tersebut sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan tenaga kerja mengingat Majalengka kini menjadi daerah industri seperti di wilayah utara. Dalam kegiatan diklat tersebut, selain teori yang diberikan selama dua hari, kemudian para peserta juga diprioritaskan program tahun ini adalah mengoperasikan mesin atau operator garmen dan kesiapan-kesiapan lain seperti cek hasil rajutan. “Pelatihan ini hanya berlangsung selama 20 hari. Nantinya pasca pelatihan ini para peserta mendapatkan sertifikat dan dimagangkan di perusahaan-perusahaan yang tersebar di Indonesia,\" tuturnya. Bahkan, lanjut Iwan, dari peserta tahun lalu sebanyak 40 orang itu sebagian besar sudah menjadi karyawan dan kontrak di pabrik yang berlokasi di Subang. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait