CIREBON - Keluhan pengayaan yang dialami orang tua siswa SMPN 2 Cirebon, membuat gerah pihak sekolah. Bahkan rencananya, Sabtu (22/1) ini, salahsatu orang tua murid diundang untuk mendapatkan penjelasan seputar biaya pengayaan. Salahsatu orang tua siswa, Dadang Kusnandar mengaku, setelah muncul pemberitaan mengenai biaya pengayaan yang dipungut sekolah kepada anaknya yang sekarang kelas IX, membuat pihak sekolah resah. Bahkan, dirinya mendapat surat melalui anaknya untuk hadir ke sekolah. “Saya mendapat surat dari sekolah anak saya di SMPN 2 untuk datang ke sekolah besok (hari ini, red) pukul 08.00. Agendanya tentang berita pungutan pengayaan UN (Ujian Nasional),” bebernya. Namun demikian, Dadang menyayangkan pihak sekolah yang melayangkan surat kepadanya, dengan tanpa mencantumkan nama jelasnya, hanya ditujukan kepada orang tua siswa. Menurutnya, seharusnya dalam surat tersebut sekolah secara langsung menuliskan nama lengkapnya, bukan malah mengundang, tapi bukan nama lengkap. Meski demikian, pria yang aktif menulis artikel di berbagai media massa ini akan memenuhi undangan dari pihak sekolah. Bahkan, dirinya siap mempertanggungjawabkan komentarnya di media massa. Apalagi, dirinya beralasan komentarnya memang benar terjadi, tidak hanya di sekolah anaknya tetapi di sekolah lain juga memungut biaya pengayaan. Ketua LSM Suara Kami, Deni Yulian menengarai, dana BOS yang selama ini didapatkan pihak sekolah, banyak disalahgunakan pihak sekolah, termasuk oleh oknum kepala sekolah. Seharusnya guru tidak lagi menjual LKS (lembar kerja siswa) kepada siswa. Tidak hanya itu, Deni menjelaskan, peruntukan dana BOS juga perlu dipertanyakan, termasuk sejauhmana keterlibatan komite sekolah selama ini. Potensi korupsi dana BOS juga cukup tinggi. Bantuan BOS dari pemerintah pusat Rp400 ribu per siswa ditambah dari provinsi Rp25 ribu per siswa dan dana siswa miskin (DSM) sekitar Rp365 ribu per siswa miskin. ”Penjualan LKS untuk siswa miskin sebenarnya juga tidak perlu terjadi. Wakil rakyat juga harus mengawal perjalanan dana ini, sehingga benar-benar tepat sasaran. Jangan sampai dananya habis untuk perjalanan dinas dan biaya makan minum,” pungkasnya. (abd)
Ortu Dipanggil Sekolah
Sabtu 22-01-2011,07:11 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :