JAKARTA, RADARCIREBON.COM - Bibit siklon tropis baru 96S muncul di sekitar Laut Sawu.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi siklon tropis tersebut cenderung menguat secara perlahan dalam beberapa hari kedepan.
"Kemunculan bibit siklon baru ini akan memicu terjadinya cuaca ekstrem. Jadi mohon kepada masyarakat diharapkan untuk lebih berhati-hati dan waspada," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Kamis 4 April 2024.
BACA JUGA:Tentukan 1 Syawal 1445 Hijriah, Kemenag Gelar Sidang Isbat Selasa 9 April 2024
BACA JUGA:Sandra Dewi Dipanggil, Kejagung Tetapkan Harvey Moeis Jadi Tersangka TPPU
BACA JUGA:PT LIB Putuskan Hentikan Sementara Liga 1 Indonesia Musim 2023-2024, Mulai Lagi Kapan?
Dwikorita menyebut bahwa cuaca ekstrem yang terjadi dapat menimbulkan banyak kerugian, baik secara materil dan imateril.
Apalagi, waktunya akan bersamaan dengan arus mudik. Maka, secara khusus BMKG mengimbau kepada pemudik untuk secara aktif melihat informasi dan kondisi cuaca terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan mudik.
"Apabila kondisi cuaca sedang buruk, jangan memaksakan diri dan sebaiknya ditunda. Utamakan keselamatan, bukan kecepatan," imbuhnya.
BACA JUGA:Jangan Nekat! Inilah Potensi Gangguan Kesehatan Jika Mudik Pakai Sepeda Motor
BACA JUGA:Alhamdulillah! Rilis Terbaru FIFa, Timnas Indonesia Bertengger di Peringkat 134
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan bahwa Bibit Siklon Tropis 96S teridentifikasi menunjukkan kecenderungan menguat secara perlahan dalam beberapa hari kedepan.
Kecepatan angin maksimum di sekitar sistem Bibit Siklon 96S tersebut, kata dia, berkisar 15 - 20 knot (28 - 37 km/jam) dengan tekanan di pusatnya sekitar 1007 mb, dengan pergerakan ke arah barat daya hingga selatan, menjauhi perairan selatan NTT.
"Sistem Bibit Siklon 96S tersebut cenderung memiliki peluang rendah menjadi siklon tropis di sekitar perairan NTT untuk 24 jam kedepan."
"Tetapi diprediksikan meningkat menjadi potensi sedang-tinggi dalam periode 2 - 3 hari kedepan dimana posisi sistem diprediksikan sudah berada di sekitar Samudera Hindia selatan Nusa Tenggara Timur," ujarnya.