RADARCIREBON.COM – Awal 2024 ini, harga Bitcoin dan beberapa aset kripto lainnya sedang mengalami tren kenaikan.
Namun, dengan meningkatnya kembali animo investor terhadap kripto, juga membuka ruang untuk masuknya kelompok kriminal yang ingin memanfaatkan situasi ini untuk menjalankan aksi kejahatan finansial.
Bahkan, Presiden RI Joko Widodo dalam pidatonya saat memberikan pengarahan tentang “22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme” di Istana Negara Jakarta, Rabu 17 April 2024 meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian lembaga terkait mewaspadai pola baru pencucian uang, salah satunya lewat pasar aset kripto.
"Pola baru berbasis teknologi dalam TPPU perlu terus kita waspadai seperti 'crypto currency asset', virtual NFT, kemudian aktivitas pasar, electronic money, AI yang digunakan untuk otomasi transaksi dan lain lain, karena teknologi sekarang ini cepat sekali berubah," kata Presiden Jokowi.
Kejahatan finansial memang sedang sangat marak terjadi di dunia, sebagaimana dilaporkan oleh Interpol dalam laporan barunya yang dirilis Maret 2024 ini.
Pihak-pihak yang terlibat juga bukan hanya semata-mata satu-dua orang saja. Dari laporan yang sama juga menyebutkan, sindikat kriminal level transnasional terlibat dalam kasus-kasus penipuan keuangan baik secara online maupun berbasis telepon dan SMS.
Melihat kondisi ini, ada baiknya untuk mengetahui jenis-jenis scam atau penipuan umum yang sering melibatkan aset kripto. Berikut adalah enam di antaranya:
Advance Fee
Umum juga dikenal dengan penipuan “bayar DP”, advance fee scam dalam konteks kripto adalah jenis penipuan dimana pelaku akan meminta pembayaran dimuka untuk pembelian aset ataupun proyek berbasis kripto lainnya. Beberapa contoh penipuaan advance fee dalam konteks kripto antara lain adalah:
Pelaku menawarkan kesempatan untuk menjadi investor awal dalam initial coin offering. Namun, setelah korban mengirimkan pembayaran, proyek yang dijanjikan tidak dikembangkan dan pelaku menghilang dengan dana yang dikumpulkan. Kasus seperti ini sempat terjadi di India (Morris coin) dan memakan lebih dari 900 korban.
Pelaku menawarkan peluang investasi di platform trading yang menjanjikan keuntungan tinggi. Pelaku akan meminta pembayaran di muka dari korban sebagai "biaya administrasi" atau "biaya registrasi" dan kemudian membawa kabur dana yang diberikan.
Pelaku menjanjikan pinjaman peer-to-peer (P2P) kripto kepada korban dengan syarat bayar biaya admin terlebih dahulu.
Setelah menerima pembayaran, pelaku kabur tanpa mencairkan pinjaman yang dijanjikan.
Pig Butchering
Penipuan ini sebenarnya tidak spesifik melibatkan pencurian aset kripto, namun biasanya menggunakan kripto sebagai metode untuk menggelapkan dana yang berhasil dicuri dari korban.
Adapun pig butchering scam sendiri adalah jenis penipuan investasi di mana korban dipancing untuk berinvestasi dalam cryptocurrency melalui individu yang baru berkenalan dengan mereka online.
Biasanya, pig butchering scam muncul dalam bentuk nomor salah sambung atau pesan salah kirim yang tiba-tiba mengajak kenalan.
Umumnya penipu akan berpura-pura menjadi seseorang yang sangat sukses, berpenampilan menarik, dan memberikan banyak perhatian pada korban.
Seiring dengan berjalannya waktu, korban akan ditawari kesempatan untuk berinvestasi kripto. Kadang, penipuan jenis ini sangat kompleks.
Korban biasanya tidak akan diminta untuk transfer uang. Mereka justru akan disuruh melakukan deposit sendiri di akun platform jual-beli kripto palsu yang nantinya tidak akan bisa ditarik dananya.
Liquidity Mining
Sebenarnya, liquidity mining adalah sejenis mekanisme yang digunakan dalam protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi) untuk memberi insentif kepada pengguna agar menyediakan likuiditas ke platform.
Sebagai imbalannya, investor menerima bagian dari biaya transaksi. Mekanisme ini sebenarnya bukan penipuan, ada beberapa platform liquid mining yang terpercaya seperti Aave dan Pancakeswap.
Masalahnya, banyak pelaku penipuan yang sengaja memanfaatkan mekanisme ini untuk mengiming-imingi korban dengan potensi keuntungan yang lebih tinggi dari yang ditawarkan oleh platform di atas. Biasanya, scam jenis ini dijalankan dalam bentuk:
Penipu membuat proyek DeFi palsu yang tampak sah dengan janji pengembalian tinggi untuk menyediakan likuiditas.
Namun, setelah korban menyetorkan dana mereka, penipu dapat menghilang dengan aset tersebut.
Beberapa kasus liquidity mining dilakukan dengan meningkatkan nilai token secara artifisial melalui pembelian dan upaya pemasaran yang terkoordinasi, sehingga memikat korban untuk menyediakan likuiditas.
Begitu harga token mencapai tingkat tertentu, para penipu menjual token mereka, yang menyebabkan harga turun tajam dan meninggalkan penyedia likuiditas dengan aset yang tak berharga.
Rug Pull Scam
Jenis penipuan ini memang marak terjadi di dunia kripto dan seringkali muncul bersamaan dengan kasus-kasus kejahatan finansial kripto lainnya seperti penipuan advance fee dan liquidity mining.
Dalam rug pull scam, pelaku dengan sengaja menarik (atau " pull out") semua dana yang diinvestasikan dalam suatu proyek atau platform, sehingga para investor ditinggalkan dengan aset kripto yang menjadi tidak berharga atau bahkan tidak dapat diakses.
Kasus-kasus terbesar di dunia kripto biasanya melibatkan rug pull scam, seperti OneCoin, skema Ponzi kripto yang berujung pada raupnya dana sebesar 4 miliar dolar Amerika Serikat dari investor yang dibawa kabur oleh penciptanya, wanita berkewarganegaraan Bulgaria bernama Ruja Ignatova.
Rug pull scam sangat rentan terjadi pada kripto karena sifat kripto yang terdesentralisasi dan tidaknya otoritas pusat yang mampu mengatur atau mengontrol aliran dana.
Hal ini memberikan peluang bagi pelaku penipuan untuk melakukan tindakan yang tidak terdeteksi atau diatur oleh pihak berwenang.
Platform Jual-Beli Kripto Palsu
Proses jual-beli kripto memang didesain untuk mempermudah penggunanya. Segala jenis tahapan, mulai dari proses verifikasi hingga transaksi sepenuhnya dilakukan online.
Sayangnya, kemudahan ini kadang dimanfaatkan oleh para kelompok kriminal untuk menipu korban dengan berpura-pura menjadi platform jual-beli kripto.
Untuk menghindari jebakan ini, pastikan bahwa platform jual-beli kripto yang digunakan memang sudah beroperasi cukup lama dan dikenal baik oleh komunitas kripto.
Jika ragu, jangan deposit uang terlebih dahulu sebelum menanyakan kepada orang lain pendapat mereka mengenai platform jual-beli kripto yang akan digunakan.
Selain itu, perhatikan tawaran investasi kripto dari platform tersebut. Jika terdengar menjanjikan keuntungan yang sangat besar dalam periode yang sangat singkat, tinggi kemungkinan platform tersebut tidaklah nyata. (*)