Bahkan pihak pengelola harus mematikan kolom komentar karena serangan dengan nada hinaan tersebut.
"Menghadapi banjir besar hinaan rasis dan emoji monyet dari fans Indonesia, terpaksa menonaktifkan komentar di halaman instagram-nya. Rasis mengambil lebih banyak ruang dalam sepak bola, yang seharusnya merupakan olahraga yang seharunya menyatukan kita, kita tidak akan berhenti melawannya," tulis pengelola akun federasi Guinea.
Atas serangan tersebut, pihak Guinea melakukan balasan lewat unggahan mereka.
Bahkan balasan tersebut, menyindir pihak-pihak yang masih tetap melakukan tindakan rasis dalam olahraga.
"Apa pun yang Anda lakukan, kami ada di Olimpiade. Bukan komentar rasis Anda yang akan membawa Anda ke sana," tulis federasi Guinea.
Sementar itu, Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Mahendra Sinulingga mengatakan, para pemain dan tim kepelatihan telah berbesar hati menerima kekalahan.
Arya mengatakan para suporter pun harus mampu menerima kekalahan tersebut.
"Para pemain pulang dengan kepala tegak dan legawa menerima kekalahan. Jadi, kita berharap para suporter pun melakukan hal yang sama," ujar Arya dikutip dari laman PSSI, Jumat 10 Mei 2024.
Arya pun menyayangkan tindakan ujaran rasis kepada para pemain Guinea. Dirinya menyampaikan pelaku ujaran rasis bukan merupakan suporter sejati.
"Jangan menodai perjuangan tim U23 Indonesia dengan ujaran rasis kepada para pemain lawan," ucap Arya.
Namun, Arya mengapresiasi para suporter yang sejak awal hingga akhir perjuangan tetap terus memberikan motivasi kepada para penggawa Garuda Muda.
Arya menilai dukungan ini sangat diperlukan dalam membantu mengembalikan semangat para pemain menatap laga-laga penting berikutnya. *