Dijelaskan lebih lanjut, Guinea memiliki latar belakang sejarah yang terikat dengan Prancis.
Dengan begitu, sebut Bung Ropan, sangat wajar jika wasit lebih berpihak terhadap Guinea.
Dalam video yang diunggah di akun pribadinya, Bung Ropan menceritakan koneksi yang terjadi antara Guinea dengan Prancis.
Menurutnya, Guinea yang merupakan negara di Afrika Barat tersebut, merupakan bekas jajahan Prancis.
"Perancis memberikan kemerdekaan kepada mereka (Guinea) pada tahun 1958," ucapnya.
Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Guinea menggunakan Bahasa Prancis sebagai bahasa ibu.
Begitu juga dengan mata uang, Guinea menggunakan mata uang Franc, sama dengan yang digunakan Prancis.
Bahkan, negara yang Ibu Kotanya Conakry ini, pada awalnya memiliki embel-embel Prancis pada nama negaranya.
"Dulu namanya Guinea Francaise atau Guinea Prancis sebelum berubah menjadi Guinea," jelasnya.
Melalui ikatan sejarah tersebut, wasit Francois Letexier terkesan merugikan Indonesia saat memimpin pertandingan.
"Sangat wajar, saya pikir wasit lebih memilih Guinea daripada Indonesia," kata Bung Ropan.
Dari beberapa keputusan yang dikeluarkan, Bung Ropan menilai wasit berlaku kontroversi.
Menurutnya, pelanggaran yang berbuah penalti, tidak perlu terjadi jika wasit jeli dalam mengamati pertandingan.
"Kalau dia (wasit) fair untuk melihat ini tidak ada penalti di sana," pungkasnya.
Sementara itu, kekalahan yang dialami Marselino Ferdinan dan kawan-kawan, tidak bisa diterima para pendukung Indonesia.
Usai pertandingan, akun Federasi Sepakbola Guinea, dibanjiri komentar yang berbau rasis usai kalahkan Indonesia di babak playoff Olimpiade Paris 2024.