Pencarian 3 DPO Kasus Vina di Banjarwangunan, Kuwu: Ada Egi Bukan Pegi, Andi 15, Dani 9 Orang

Rabu 22-05-2024,11:18 WIB
Reporter : Deny Hamdani
Editor : Tatang Rusmanta

Kuwu (Kepala Desa) Banjarwangunan, Sulaeman mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah melakukan pencarian ketiga DPO namun mendapati kesulitan. 

BACA JUGA:Anggota DPR RI Yakin Kasus Vina Cirebon Dapat Dituntaskan: Keadilan Akan Ditegakkan!

“Sudah saya cari dengan kerahkan pengurus RW, RT, serta perangkat desa," ujar Sulaeman kepada Radar Cirebon, Selasa, 21 Mei 2024.

Sulaeman menceritakan, dari penelusuran itu pihaknya menemukan banyak nama yang sama dengan tiga orang DPO tersebut. 

“Dari penelusuran, banyak nama yang sama. Untuk nama Andi misalnya, itu ada 15 orang. Untuk yang nama Dani, ada 9 orang, serta Egi ada dua orang. Bukan Pegi," tuturnya.

Meskipun memiliki nama yang sama, namun pihaknya sangat yakin jika nama yang sama tersebut bukan tiga DPO yang dimaksudkan Polda Jabar. 

“Kenapa saya pastikan bukan DPO, karena sebagian besar usianya sudah tua. Kalaupun yang masih muda, itu ada Andi, satu orang. Tapi Andi itu juga sudah ditangkap polisi karena kasus obat," tuturnya.

Pihaknya pun sangat menyayangkan informasi DPO yang dikeluarkan oleh Polda Jabar yang tidak disertai dengan foto. 

“Nggak ada foto itu yang buat kita sulit melakukan deteksi atau pencarian. Terus juga itu kan bukan nama asli. Jadi bisa saja namanya berbeda," ujarnya.

Sulaeman mengungkapkan, pihak Polda Jabar atau kepolisian lainnya sudah melakukan pencarian langsung di desanya. 

"Ada dari polda dan meminta keterangam kepada perangkat sesa saya dan langsung turun ke rumah-rumah warga, sampai mengecek data kependudukan di kecamatan. Dan hasilnya belum ditemukan," tuturnya.

Sulaemen pun berharap rilis DPO tersebut disertai dengan foto. 

“Kalau ada foto akan mudah mencarinya. Karena di Banjarwangunan itu ada 13 komplek perumahan, sehingga pendatang sangat banyak," tandasnya.

JANGAN TERMAKAN HOAKS

Sementara itu, Pj Walikota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi mengimbau masyarakat untuk bijak dalam menyaring informasi di media sosial terkait kasus Vina dan Eky. 

“Banyak asumsi liar dan cocokologi yang kita belum tahu validitasnya atau dari mana sumbernya,” kata Agus Mulyadi.

Kategori :