RADARCIREBON.COM – Kebijakan pemerintah Perancis yang melarang penggunaan atribut agama, seperti hijab dalam ajang Olimpiade Paris 2024 tentu saja menimbulkan kontroversi.
Pasalnya, sejumlah atlet yang bakal tetap mengenakan hijab bakal dilarang tampil, terutama saat pembukaan Olimpiade Paris 2024, Jumat 26 Juli 2024.
Termasuk salah satunya atlet sprinter tuan rumah Perancis, Sounkamba Sylla.
Dalam akun sosial media Instagram, Sounkamba Sylla mengungkapkan bahwa dirinya dilarang mengikuti upacara pembukaan Olimpiade karena pilihannya untuk berhijab.
BACA JUGA:Wujudkan Pilkada 2024 di NTB Aman dan Damai, Kaops NCS Polri Minta Kapolres Kelola Potensi Konflik
BACA JUGA:Hasil Seleksi Calon Komisi Informasi Jabar: 60 Peserta Lulus Tahap Administrasi
BACA JUGA:Jasad Pria Tenggelam di Sungai Cimanuk Berhasil Ditemukan oleh Tim SAR Gabungan
"Anda terpilih mengikuti Olimpiade yang diselenggarakan di negara Anda, tetapi Anda tidak bisa ikut serta dalam upacara pembukaan karena Anda mengenakan hijab," tulis Sylla.
Pemerintah Perancis mengeluarkan peraturan yang melarang penggunaan jilbab, dengan alasan hal itu mengatasnamakan pergerakan menuju pemisahan antara agama dan pemerintahan (sekularisme). Namun peraturan ini menuai kritik karena dianggap diskriminatif terhadap umat Islam.
Di terdapat peraturan ketat yang melarang pegawai negeri dan siswa sekolah menampilkan simbol atau pakaian keagamaan di lembaga-lembaga publik.
BACA JUGA:Kuningan Diguncang Gempa Bumi Dua Kali, Warga Berhamburan Keluar Rumah
BACA JUGA:Kunjungi Kantor DPD Golkar Jabar, Uu Pede RINDU Jilid 2
BACA JUGA:Semester I 2024, KAI Daop 3 Catat Pelanggan KA Naik 27,8 Persen
Melihat unggahan Sylla, baik pemerintah Perancis maupun Olimpiade Paris menyatakan kesediaan baru untuk mencari solusi yang memungkinkan Sylla berpartisipasi dalam upacara pembukaan.
"Warga negara kami berharap kami mengikuti prinsip-prinsip sekularisme ini, tetapi kami juga perlu berinovasi mencari solusi agar semua orang merasa senang," kata Menteri Olahraga Olimpiade dan Paralimpiade Amelia Oudea-Castera.
Berdasarkan Human Rights Watch, banyak otoritas olahraga Prancis telah menerapkan peraturan yang membatasi perempuan mengenakan hijab, khususnya dalam olahraga seperti sepak bola, bola basket, judo, dan tinju.
Sebaliknya, bahwa Komite Olimpiade Internasional (IOC) tidak memiliki peraturan apa pun yang melarang penggunaan jilbab.
BACA JUGA:Parpol di Kota Cirebon Akan Dapat Dana Hibah dari APBD, Ini Daftarnya
BACA JUGA:Terminal Losari Cirebon Terancam Tutup, Pemdes Tolak Perpanjang Sewa Lahan
Oleh karena itu, atlet dari negara lain yang berpartisipasi dalam Olimpiade mendatang tidak akan tunduk pada aturan tersebut.
Sejak Rabu, 24 Juli, sejumlah olahraga sudah digelar jelang pembukaan resmi Olimpiade Paris 2024 pada Jumat, 26 Juli 2024.
Upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 akan berlangsung di luar stadion, khususnya di sepanjang tepi Sungai Seine. Mencakup jarak enam kilometer, prosesi perahu akan dimulai di jembatan Austerlitz.
BACA JUGA:Kakek 60 Tahun Tenggelam di Sungai Cimanuk Indramayu, Jasad Belum Ditemukan
BACA JUGA:Sandi Uno ke Talaga Biru Cicerem, Kaduela Masuk 50 Desa Wisata Terbaik Indonesia di 2024
Selama parade, atlet akan mempunyai kesempatan untuk menyaksikan berbagai landmark ikonik Paris, seperti, Katedral Paris Notre-Dame, Museum Louvre, Esplanade des Invalides, dan Grand Palais.
Adapun titik akhir dari parade ialah di Taman Trocadero dengan latar belakang landmark Menara Eiffel. Di tempat itulah obor Olimpiade akan dinyalakan untuk menandai pembukaan. (*)