Pejabat yang sering dipanggil Gusmul ini menambahkan, beberapa sejarah yang terjadi di Cirebon, nyaris semuanya memiliki arsip.
BACA JUGA:Pakai Galaxy Z Flip6, Ini Alasan Vidi Aldiano Join the Flip Side Bareng Pevita & Anya!
BACA JUGA:Iptu Rudiana Akhirnya Muncul ke Publik, Berikut Ini Pernyataannya
Oleh sebab itu, keberadaan arsip tentang sejarah yang wajib diketahui oleh warga, bisa dilihat dan dipelajari di Gedung Balaikota Cirebon ini.
"Seperti misalnya, kita bisa melihat lambang Cirebon jaman dulu seperti apa kan gitu," sambungnya.
Agus pun memberikan contoh arsip yang menampilkan sejarah hari jadi Kota Cirebon yang diperingati setiap 1 Muharram.
Menurut Agus, sebagai sebuah pusat pemerintahan, penetapan Cirebon sebagai sebuah wilayah administratif itu ternyata terjadi pada 1 April 1906.
BACA JUGA:Aroma Dendam Belum Habis, Vietnam Lebih Jagokan Malaysia Kalahkan Indonesia
"Jadi kalau kita menyebutkan Hari Jadi Cirebon Ke-597 itu sesuai perda ditetapkan 1 Muharram. Tapi kalau berdasarkan catatan yang ada, Hari Jadi Cirebon itu bisa kita klaim pada 1 April 1906," paparnya.
Informasi seperti itu, sambung Agus, merupakan arsip yang sangat berharga yang mungkin sebagian masyarakat belum memahami. Tapi faktanya ada dalam catatan arsip.
Dengan dibukanya Diorama untuk umum, Agus berharap menjadi sebuah tempat yang bermanfaat. Masyarakat bisa melihat suasana balaikota sambil mendapatkan informasi.
"Kita akan fungsikan balaikota menjadi sebuah tempat yang memiliki informasi yang rasanya ingin mengembalikan ke posisi awal," jelasnya.
BACA JUGA:Warga Citra Pemuda Regency Kritisi Pembangunan Saluran Air Depan Komplek, Begini Katanya
Selain itu, di Gedung Balaikota Cirebon ini, juga terdapat museum Topeng.
Menurutnya, topeng bukan hanya sebagai kesenian yang dimiliki oleh Cirebon, melainkan sebuah icon yang terikat kuat dengan kota udang ini.