Reza menyebut, Polri perlu membuktikan bahwa chat tersebut asli atau tidak. Kedua, menggunakannya sebagai barang bukti bila memang chat tersebut terkonfirmasi valid.
"Mabes Polri perlu menjawab dua hal. Pertama, apakah bukti ekstraksi data itu benar? Kalau iya, mengapa bukti itu tidak dipakai Polda Jabar?" kata Reza Indragiri.
Bila bukti chat tersebut terkonfirmasi kebenarannya, tentu akan menjadi fakta baru bagi kepolisian dalam mengungkap kasus Vina Cirebon.
Lagi-lagi andai bukti chat tersebut asli, Reza mempertanyakan kenapa penyidik Polda Jabar tidak menggunakannya di persidangan.
BACA JUGA:Hadapi Pilkada 2024, Pj Bupati Cirebon Tegaskan Soal Pentingnya Netralitas ASN
Apalagi, telepon genggam milik para tersangka, Vina maupun Eky sampai dengan saat ini masih ada di tangan penyidik.
"Mengapa Polda Jabar tidak membawa bukti penting itu ke dalam berkas bukti di persidangan tahun 2016?" tanya Reza Indragiri, dikutip radarcirebon.com JPNN, Minggu, 11, Agustus 2024.
Bila bukti tersebut diabaikan, tentu ada indikasi bahwa penyidik Polda Jabar menutup-nutupi kasus ini.
Padahal, bukti tersebut justru dapat meringankan para terdakwa atau bahkan membebaskan mereka.
BACA JUGA:Besaran Bonus Atlet Peraih Medali Olimpiade Paris 2024 Masih Dibicarakan Pemerintah
Lulusan Universitas Melbourne itu menegaskan bahwa bukti chat adalah bagian dari scientific crime investigation.
Ini menjadi bukti tidak terbantahkan dari sebuah peristiwa, karena menunjukkan garis waktu sebelum kejadian.
Dia pun berharap Mabes Polri melihat temuan penting ini dan melakukan pengujian.
"Setelah berpekan-pekan saya utarakan betapa pentingnya dibuka bukti komunikasi elektronik atau ekstraksi data gawai Vina, Eky dan 8 tersangka. Sekarang tersebar dokumen ekstraksi data dimaksud," katanya.
BACA JUGA:Animo Tak Berkurang, Ratusan Pembalap Sepeda Turun di Tour de Linggarjati 2024
Dari ekstraksi data tersebut masih ada komunikasi antara Vina dengan kedua temannya lewat SMS sekitar pukul 22.14.10 WIB.