Sunaryo sebagai tokoh publik, dan Suhendrik saat itu sebagai seorang jurnalis.
BACA JUGA:Ditinggal ke Warung, Rumah di Majalengka Ludes Terbakar
BACA JUGA:Potensi Kolaborasi Antarbangsa, Cirebon dan YianJiang Rintis Kerjasama Strategis
"Kesan tentang pa Naryo, dulu waktu masih sama-sama melakukan aktifitas liputan di lapangan, beliau open terhadap kritik, terbuka untuk berbagai masukan, termasuk saat dikonfirmasi wartawan," jelas Suhendrik.
Keterbukaan Sunaryo dalam menerima kritik dan masukan, kata Suhendrik, menjadi sebuah pelajaran yang harus diambil, dan dimiliki oleh para calon pemimpin saat ini.
"Pejabat publik perlu memiliki bekal mental seperti itu, agar pesan masyarakat bisa sampai kepada pimpinan, begitupun sebaliknya. Pemimpin saat ini tidak boleh menghindari kritik," kata Suhendrik.
Pada momentum HUT RI ini, Suhendrik pun mengajak kepada seluruh masyarakat, khususnya para generasi muda, untuk melihat ke belakang. Menundukan kepala sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan pendahulu, yang sudah berjuang dengan darah untuk bangsa ini.
BACA JUGA:Maling Sepeda Motor Beraksi di Masjid Pabedilan
BACA JUGA:Pj Wali Kota Cirebon Tekankan Pentingnya Persiapan dan Kondusivitas Menjelang Pilkada Serentak 2024
"Mudah-mudahan di momen HUT RI ke-79 ini, para generasi muda bisa mengisi dengan hal-hal positif, untuk menjawab tantangan zaman, melanjutkan perjuangan pada pendahulu," kata Suhendrik. *