Tidak Hanya Panjang Jimat, Keraton Kasepuhan Cirebon Lakukan Tradisi Ini Jelang Maulid Nabi

Kamis 22-08-2024,18:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Moh Junaedi

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Jelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Keraton Kasepuhan Cirebon kembali menggelar rangkaian tradisi adat, yaitu Tradisi Ngapem.

Tradisi ini merupakan rangkaian acara Grebeg Maulud yang telah menjadi tradisi turun-temurun di Keraton Kasepuhan.

Tradisi  Apeman ini juga sebagai persiapan menuju Panjang Jimat pada bulan Maulid, September 2024 mendatang.

Tradisi Apeman itu dilakukan secara sederhana di Langgar Alit, sebuah bangunan kecil di sayap kiri Keraton Kasepuhan Cirebon, Kamis 22 Agustus 2024.

BACA JUGA:Orasi dan Bakar Keranda di Depan Gedung Dewan, Mahasiswa Cirebon Ditemui HSG dan Ela

BACA JUGA:Kembangkan Wisata Durian di Kuningan, Pokdarwis Bumi Katineung Desa Seda Berkolaborasi dengan PT Indra Karya

BACA JUGA:Mahasiswa Bergerak ke Gedung DPRD Kota Cirebon

Sebelum apem dibagikan, terlebih dahulu dilakukan ritual doa bersama yang dipimpin langsung Kyai Haji (KH) Muhamad Jumhur, Imam Besar Masjid Agung Sang Cipta Rasa Keraton Kasepuhan Cirebon.

Hadir diacara tradisi Apeman tersebut Patih Sepuh Keraton Kasepuhan Pangeran Raja Goemelar Soeryadiningrat, Patih Anom Mohammad Nusantara, sejumlah keluarga besar Keraton Kasepuhan, Kyai Haji (KH) Muhamad Jumhur, Imam Besar Masjid Agung Sang Cipta Rasa Keraton Kasepuhan Cirebon, beberapa kerabat Keraton Kasepuhan Cirebon lainnya serta para jurnalis Cirebon.

Patih Sepuh Keraton Kasepuhan Pangeran Raja Goemelar Soeryadiningrat kepada radarcirebon.com menjelaskan, Tradisi Apeman memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan ampunan, serta simbol pembersihan diri atau tolak bala menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi).

BACA JUGA:Imron – Agus Kurniawan Resmi Dapat Rekomendasi dari PDIP untuk Calon Bupati – Calon Wakil Bupati Cirebon

BACA JUGA:Merasa Terganggu Demo Mahasiswa di Cirebon, Dani: Kami Sedang Cari Nafkah

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Mahasiswa Cirebon Demo Tolak Revisi UU Pilkada

“Jadi tradisi Ngapem merupakan tolak bala, kita saling memaafkan kepada masyarakat sekitar, keluarga, hingga kerabat Keraton. Agar kita menyambut Maulud ini dengan hati yang bersih, simbolnya dengan membagikan apem,” jelasnya.

Dikatakan Patih Sepuh, Tradisi Apeman ini sudah ada sejak jaman Sunan Gunung Jati.

"Tradisi Apeman ini sudah ada dan dilakukan sejak jamannya Sunan Gunung Jati. Nantinya kue apem ini diberikan kepada masyarakat sekitar Keraton maupun kerabat keraton," katanya.

Perlu diketahui, Apem sendiri merupakan kue tradisional yang khas dari daerah Cirebon dan sekitarnya. Apem di Cirebon memiliki cita rasa yang tawar.

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Puluhan Mahasiswa Cirebon Demo di Simpang Pemuda

BACA JUGA:Kontingen Kota Cirebon Siap Berlaga di PORSADIN VII Tingkat Provinsi Jawa Barat

BACA JUGA:Lakukan 4T Saat Melewati Persimpangan

Hanya saja, dalam penyajiannya, kue Apem ini selalu disandingkan dengan cairan gula merah yang dicampur dengan parutan kelapa.

Kue Apem juga selalu menjadi menu utama dalam sebuah tradisi di Cirebon. Seperti tradisi Ngapem di Keraton Kasepuhan Cirebon yang digelar setiap bulan Safar. (rdh)

Kategori :