Bisa Jadi Solusi Kemacetan, Dwi Priyatno Jadi Kapolda Metro Jaya

Minggu 09-03-2014,15:07 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA – Mutasi Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Eko Bayuseno menjadi Kabaharkam tidak lantas membuat jabatan tersebut kosong. Putut digantikan oleh Kapolda Jawa Tengah (Jateng) Irjen Dwi Priyatno. Sosok Dwi tidak banyak dikenal sebelumnya, selain tentunya masyarakat di Jawa Tengah. Dwi digeser menjadi Kapolda Metro Jaya melalui surat telegram Kapolri bernomor ST/539/III/2014 tertanggal 7 Maret 2014. Alumnus Akpol 1982 itu belum lama menjadi Kapolda Jawa Tengah. Dia hanya sembilan bulan menjabat sebagai orang nomor satu di jajaran kepolisian Jawa Tengah. Sebelum menjadi Kapolda Jateng, Dwi lebih banyak berdinas di lingkungan Mabes Polri. Dia pernah menjadi Dirsabhara Baharkam Polri, Karomisinter Divhubinter Mabes Polri, dan direktrur JCLEC di Lemdikpol Polri. Jabatan terakhirnya adalah staf ahli bidang Sospol Kapolri sebelum menjadi Kapolda Jateng mengantikan Irjen Didiek Sutomo Triwidodo. Saat dikonfirmasi, Kapolri Jenderal Sutarman menegaskan bahwa mutasi di lingkungan Mabes Polri bukan menjadi ajang naiknya perwira senior. ’’Faktor utamanya ada pada integritas dan kompetensi,’’ ujar Sutarman melalui pesan pendek. Meski begitu, dia juga tidak menampik jika faktor senioritas dan pengalaman juga menjadi pertimbangan. Dwi merupakan rekan seangkatan Wakapolri Komjen Badrodin Haiti. Menilik usianya yang masih 54 tahun, usia karir Dwi masih cukup panjang. Jika berprestasi, bukan tidak mungkin perwira kelahiran Purbalingga, Jateng, 12 November 1959 itu akan pensiun di posisi bintang tiga alias komjen. Selama sembilan bulan menjabat Kapolda Jateng, Dwi lebih banyak terfokus mengurangi angka kecelakaan lalu lintas. Selama bertahun-tahun, Jateng selalu menjadi jawara dalam jumlah kecelakaan maupun fatalitasnya. Dia menerjunkan lebih banyak anggota ke lapangan, khususnya untuk mengawasi pergerakan lalu lintas kendaraan di jalur pantura maupun selatan. Jawa Pos lanjutnya, melaporkan jika penurunan jumlah korban kecelakaan lalu lintas di Jateng cukup signifikan. Sebelum Dwi menjabat, rata-rata jumlah korban kecelakaan di Jateng mencapai 12-14 orang perhari. Namun, di era Dwi, jumlahnya menurun menjadi 6-8 orang perhari. Banyaknya anggota yang turun ke jalan membuat pengendara segan untuk melanggar aturan. Diharapkan, Dwi bisa menjadi solusi problem kemacetan dan kecelakaan di Jakarta yang bersumber dari pelanggaran lalu lintas yang tinggi. Rencananya, pelantikan Dwi akan berlangsung pekan depan bersama 10 perwira menengah dan tinggi lainnya, termasuk Putut yang menjadi Kabaharkam. ’’Pengganti Pak Dwi adalah Kapolda Sumatera Barat, dan jabatan Kapolda Sumbar akan diisi perwira tinggi dari Divisi Hukum Polri,’’ terang Kadivhumas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie. (byu/agm)

Tags :
Kategori :

Terkait