Ketua DPW Diduga Otak Pemecatan

Selasa 11-03-2014,11:25 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

*Minim Kontribusi, Kang Ato Tolak Dukung Dedi Wahidi CIREBON– Ketua DPW PKB Jawa Barat, H Dedi Wahidi, membantah tudingan dirinya menjadi otak dibalik restrukturisasi kepengurusan DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Cirebon. Seperti diketahui, dampak dari restrukturisasi tersebut membuat H Sugiarto tergusur dari ketua Tanfidz dan M Lutfi dipecat dari posisi wakil ketua Tanfidz. “Ini murni keinginan PAC yang sudah tidak mau lagi dipimpin oleh H Sugiarto, ada 35 PAC PKB Se-Kabupaten Cirebon yang mendesak saya untuk segera memberikan rekomendasi mosi tidak percaya dan disampaikan ke DPP PKB,” kata Dedi Wahidi, kepada Radar, Senin (10/3). Dedi mengungkapkan, dirinya sudah mencari alternatif lain untuk menyelesaikan masalah ini, supaya tidak perlu melengserkan H Sugiarto. Namun, para ketua PAC memaksa untuk segera memproses mosi tidak percaya tersebut ke tingkat DPP. “Saya tidak bisa menolak, karena itu keinginan para PAC. Saya sebagai pembina DPC ya menyampaikan ke DPP. Alhasil, DPP merespons keinginan para PAC,” kilahnya. Dengan keputusan yang sudah dikeluarkan oleh DPP PKB, pihaknya meyakini tidak akan mengganggu konsentrasi para kader dan pengurus DPC PKB Kabupaten Cirebon dalam meraup dukungan suara masyarakat. Sebab, sampai dengan sekarang pihaknya melihat masih kondusif, karena yang mengingingkan pergantian ketua tanfidz DPC PKB Kabupaten Cirebon merupakan mayoritas PAC PKB. “Saya yakin, suara PKB tetap aman dan bisa memenuhi target kursi di parlemen, baik untuk tingkat kabupaten, provinsi dan pusat,” imbuhnya. Saat disinggung mengenai keterlibatan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon yakni, Rois Suriyah yang menekan DPP PKB mengeluarkan SK perubahan struktural, Dedi juga membantahnya. Menurut dia, keterlibatan KH Usamah Mansyur hanya sebatas penasehat, mengingat yang membidani lahirnya PKB adalah NU. “Saran dan masukan kiai NU sangat perlu untuk PKB dalam mengambil langkah politik yang berujung pada kemaslahatan,” terangnya. Kemudian, kata dia, adanya intervensi asing (pihak luar) dalam mempengaruhi kebijakan internal PKB, pria asal Kabupaten Indramayu ini pun membantahnya. “Ini murni persoalan rumah tangga kami sejak beberapa bulan lalu, karena kesibukan menjelang pemilukada. Saya sarankan untuk ditunda keputusannya menunggu situasi politik sudah dikatakan aman dan kondusif. Jadi, tidak ada intervensi pihak lain di luar struktural PKB,” tegasnya. Sementara itu, di internal DPC PKB Kabupaten Cirebon, isu keterlibatan Dedi Wahidi terus menggelinding. Sejumlah pihak yakin Dedi Wahidi terlibat lantaran pengganti posisi H Sugiarto sebagai ketua Tanfidz adalah Fahrurrozi MA yang notabene staf ahli Dedi Wahidi di DPR RI. “Diduga kuat merupakan sebuah skenario besar dalam rangka membersihkan kader-kader PKB yang dianggap tidak loyal terhadapnya (Dedi Wahidi). Kang Ato (sapaan akrab H Sugiarto) dilengserkan karena tidak mendukung pemenangan H Dedi Wahidi dalam pencalegan DPR RI,” ujar sumber Radar di internal PKB Kabupaten Cirebon yang enggan diungkap identitasnya. Menurut dia, Kang Ato lebih memilih mendukung calon lain. Alasan Ato menolak mendukung Dedi cukup kuat. Pasalnya, selama menjabat anggota DPR RI, H Dedi Wahidi minim kontribusi kepada masyarakat Kabupaten Cirebon. Atas dasar ini, Kang Ato mendukung caleg DPR RI yang dianggap bisa mengemban amanah masyarakat Kabupaten Cirebon. “Melihat gelagat itu, tampaknya Wahidi tidak suka, karena akan mengancam eksistensi perolehan suaranya di wilayah Kabupaten Cirebon,” bebernya. Tidak hanya itu, perbedaan padangan politik Kang Ato dalam pemilukada putaran kedua lalu yang memilih mendukung pasangan Hebat, ketimbang Jago-Jadi juga menjadi penyebab kelompok Kang Ato dan M Lutfi dilengserkan dari struktural DPC PKB. “Dampak pemilukada juga menjadi penyebabnya, namun dikemas dengan isu penyalahgunaan anggaran partai dan tidak mentaati interuksi partai,” imbuhnya. Ditempat terpisah, Wakil Ketua Tanfidz DPC PKB Kabupaten Cirebon Zaenal Arifin Waud meminta kepada semua pihak dalam menyikapi restrukturisasi ini agar menahan diri dan mengesampingkan ego politik. “Mari kita sama-sama konsentrasi pada pencalegan masing-masing, raih suara sebanyak-banyaknya. Apabila ada ketidakpuasan, akan ada ruang untuk penyelesaian setelah pemilukada usai,” ungkapnya. Sebagai kolega, ia menyarankan kepada H Sugiarto untuk fokus pada pemenangan dia dalam pemilu legislatif ini. Pasalnya, dia merupakan kader partai yang diharapkan mampu mendulang suara terbanyak di daerah pemilihannya. Makanya, sangat disayangkan kalau beliau disibukkan oleh persoalan ini. “Kepentingan partai adalah segala-galanya, mari kita besarkan partai dengan cara yang bijaksana,” pungkasnya. (jun) FOTO: MOHAMMAD JUNAEDI/RADAR CIREBON BANTAH TERLIBAT. Ketua DPW PKB Jawa Barat, H Dedi Wahidi, berbicara dalam sebuah kesempatan. Dedi membantah terlibat dalam skenario melengserkan ketua Tanfidz DPC PKB Kabupaten Cirebon.

Tags :
Kategori :

Terkait