Resepsi Putri Sultan Kental Budaya Cirebon

Minggu 16-03-2014,12:02 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Suasana hangat dan elegan sangat terasa di resepsi pernikahan Muhammad Akbar SIP dan Ratu Raja Siti Fatimah Nurhayani Natadiningrat SIKom. Konsep resepsi putri kedua Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat SE dan RAS Isye Natadiningrat sangat kental budaya Cirebon. Gelaran karpet hijau mulai dari gerbang menuju Bangsal Prabayaksa, yang disulap menjadi pelaminan. Undangan yang hadir menikmati hidangan di sekitar Taman Dewandaru. Ada yang duduk-duduk, ada pula yang berdiri atau istilahnya standing party. Pemilihan Taman Dewandaru sebagai tempat gelaran resepsi karena Kesultanan Kasepuhan Cirebon ingin mempromosikan kebudayaan yang ada di Keraton Kasepuhan. \"Jadi suasana keratonnya lebih terasa,\" kata Sultan. Selain menikmati beragam hidangan yang sudah disediakan, undangan juga dihibur dengan penampilan kesenian Cirebon. Mulai dari tari topeng, tari kipas, jalasutra, ronggeng bugis hingga tari bedaya pakungwati. Dengan busana pengantin khas Cirebon yang serba hitam, kedua pengantin didampingi orang tua menyalami tamu undangan satu per satu. Mulai dari masyarakat umum, kepala daerah, para pejabat kota, kabupaten, provinsi, nasional, dan para raja serta sultan senusantara. Salah satu undangan yang hadir adalah Walikota Cirebon Drs H Ano Sutrisno. Ano turut bahagia melihat sebuah resepsi yang digelar Keraton Kasepuhan. \"Semoga Ratu dan Akbar mendapatkan kebahagiaan, membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah,\" ujarnya. Tak hanya itu, Ano menilai resepsi pernikahan Akbar dan Ratu sangat berkesan karena kental dengan tradisi dan kebudayaan Cirebon. \"Resepsi ini sebagai salah satu jalan untuk melestarikan budaya Cirebon, agar masyarakat kembali mengingat kebudayaan daerahnya,\" tambahnya. Sementara itu, Elang Chaidir, yang memberikan sambutan pemangku hajat mengatakan, keluarga besar Keraton Kasepuhan sangat berterima kasih kepada para tamu undangan yang sudah hadir dan memberikan doa. Dari semua rangkaian prosesi yang sudah digelar, ada satu hal yang unik. Ya, tepat saat resepsi digelar adalah malam bulan purnama. Malam purnama, seolah menjadi saksi bisu kebahagiaan kedua mempelai. (mik) FOTO: ILMI YANFA\'UNNAS/RADAR CIREBON

Tags :
Kategori :

Terkait