RADARCIREBON.COM - Setelah seharian beraktivitas, tidak ada yang lebih nikmat ketimbang berbaring di tempat tidur yang hangat, dengan merebahkan bagian kepala di atas bantal yang lembut, dan membungkus diri dengan kain selimut yang nyaman.
Namun, tahukah anda jika bantal dan selimut dapat menjadi lingkungan berkembang biak yang sempurna. Bagi semua jenis tamu yang tak diinginkan.
Tamu, yang tak diinginkan itu antara lain jutaan bakteri, jamur, serangga berjenis tungau, dan virus.
Masing-masing dari mereka, menganggap bahwa tempat tidur merupakan tempat yang paling nyaman. Bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang biak.
BACA JUGA:Ceramah di Bogor, Ahmad Syaikhu Sampaikan Tekad Jadi Pelayan Masyarakat
BACA JUGA:Debat Calon Bupati dan Wakil Bupati Kuningan, Paslon DIRAHMATI Usung Visi Melesat
Jenis sel-sel mikroba dan serangga tersebut berasal dari keringat, air liur, sel kulit mati, dan lingkungan kamar yang lembap.
Namun tahukah anda sel-sel mikroba dan jenis serangga itu dapat memicu alergi, asma dan eksim.
Pada tahun 2013, perusahaan tempat tidur Amerika Amerisleep mengklaim bahwa mereka mengambil sampel dari sarung bantal yang tidak dicuci selama seminggu.
Sarung bantal tersebut mengandung sekitar tiga juta bakteri per inci persegi sekitar 17.000 kali lebih banyak, jika dibandingakan dengan bakteri yang ada di dudukan toilet pada umumnya.
BACA JUGA:Debat Calon Bupati dan Wakil Bupati Kuningan, Yanuar Prihatin: 7 Masalah Besar Harus Kita Atasi
Sementara itu, pada tahun 2006, seorang peneliti yang bernama Denning dan rekan-rekannya mengumpulkan enam bantal dari teman dan keluarga.
Semua bantal tersebut telah digunakan secara rutin dan bantal tersebut sudah berumur 18 bulan, bahkan yang paling lama ada yang berumur hingga 20 tahun.
Dan ternyata setelah diteliti, bantal tersebut mengandung jamur dengan spesies Aspergillus fumigatus, jenis bakteri yang pada umumnya seringkali ditemukan di gundukan tanah.
Pada tahun 2013, para peneliti dari Institut Pasteur de Lille dari negara Perancis melakukan analisa terhadap sejumlah kain sprei kotor yang berasal dari rumah sakit.