RADARCIREBON.COM - Fenomena iklim La Nina sudah terpantau aktif di Indonesia.
Kehadiran La Nina akan mempunyai dampak terhadap peningkatan curah hujan dan memiliki pengaruh terhadap cuaca di Indonesia.
Tetapi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena La Nina yang sudah aktif di Indonesia saat ini berstatus lemah.
Berbeda dengan El Nino yang menyebabkan pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal.
BACA JUGA:Kelurahan Kesenden Peringkat Dua Nasional Penanganan Penurunan Stunting 2023
BACA JUGA:Jarang Diketahui, Inilah Sosok Pahlawan Keselamatan Perjalanan Kereta Api
El Lina sebaliknya, yakni pendinginan suhu muka laut di bawah kondisi normalnya.
Secara umum, dampak dari fenomena ini menyebabkan intensitas curah hujan di suatu wilayah.
La Nina memicu peningkatan curah hujan karena curah hujan tinggi.
Hingga akhir Oktober, pemantauan terhadap suhu permukaan laut di Samudra Pasifik menunjukkan kecenderungan yang terus mendingin.
BACA JUGA:Tiga Truk Terlibat Tabrakan Beruntun di Pantura, Beruntung Tidak Ada Korban Jiwa
BACA JUGA:Kuningan Kembali Diguncang Gempa Bumi 2.8 Magnitudo, Begini Kata BMKG
Menyikapi aktifnya La Nina di Indonesia dengan status lemah saat ini, kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau agar masyarakat waspada dan siap-siaga dalam menghadapi cuaca ekstrem serta potensi bencana hidrometeorologi.
"Pemerintah daerah dan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan," kata Dwikorita dalam keterangan tertulis dikutip Kamis, 7 November 2024.