RADARCIREBON.COM - Suradi, Nelayan Desa Pegagan Kidul, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, baru saja melalui momen antara hidup dan mati.
Selama 3 hari, Suradi terombang-ambing di Laut Madura, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Nelayan tersebut terpeleset dari kapal motor yang ditumpanginya, hingga harus bertahan hidup di lautan lepas.
Kepada Tim Penjemputan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), Kabupaten Cirebon, Suradi menceritakan kejadian yang menimpa dirinya.
BACA JUGA:Usut Kasus Judi Online, Bareskrim Polri Kembali Sita Aset Senilai Rp 13,8 Miliar
Awalnya, Suradi bekerja di kapal cumi yang beroperasi di perairan Maluku.
Namun, karena merasa tidak betah, Suradi memilih pulang ke Cirebon seizin atasan.
Perjalanan pulang itu, ditempuh dengan Kapal Pelni KM 4 Enggapulu, Rabu, 30, Oktober 2024.
Dalam perjalanan itu, Sabtu, 2, November 2024, sekitar pukul 13.00 WIB, Suradi terpeleset dan jatuh ke laut.
BACA JUGA:Cedera Saat Tanding Lawan Al Hilal, Kapten Timnas Arab Saudi Absen Saat Lawan Indonesia
Dia semat berteriak minta tolong, tetapi penumpang maupun awak kapal tersebut tidak ada yang mendengar.
Untuk bertahan di lautan lepas, Suradi menggunakan celana yang diikat dan diisi udara. Sehingga bisa dijadikan pelampung darurat.
"Saya pakai celana untuk pelampung, ada botol air mineral juga untuk membantu supaya mengapung," katanya.
Selama 3 hari Suradi terapung di tengah lautan, hingga terbawa ke perairan Desa Pasongsongan, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep.
BACA JUGA:Jelang Pilkada Serentak 2024, Wamendagri Minta Pemda untuk Jaga Stabilitas Politik