"Antologi ini diharapkan menjadi simbol kolaborasi dan dedikasi sekolah-sekolah Cirebon dalam memajukan literasi," ucapnya.
Vera optimis, gerakan ini akan menjadikan Kota Cirebon sebagai pelopor literasi di Indonesia.
“Harapannya, Kota Cirebon bisa menjadi kota terdepan dalam bidang literasi di seluruh Indonesia,” pungkasnya.
BACA JUGA:Brazil Sukses Garap Makan Bergizi Gratis dan Energi Terbarukan, Presiden Prabowo Ingin Belajar
Sementara itu, Patih Kasepuhan Cirebon, Pangeran Raja Goemilar Soerjadiningrat, mengapresiasi program ini sebagai langkah untuk meningkatkan minat menulis di kalangan pelajar.
"Alhamdulillah, tadi yang disampaikan Mamo Prabu Diaz bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi mengenai gemar menulis buku agar anak-anak kita sebagai penerus mencintai kegiatan tersebut," ujarnya.
Menurutnya, tradisi menulis telah diajarkan sejak zaman leluhur. Hal ini terlihat dari berbagai naskah kuno yang masih tersimpan rapi di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon.
"Kami ingin mengajak kepala sekolah dan guru-guru SD untuk bersinergi dengan dunia pendidikan."
BACA JUGA:Indramayu Diterjang Banjir Rob, Bey Machmudin: Diupayakan Normalisasi Sungai dan Pembuatan Tanggul
"Edukasi tentang sejarah dan budaya ini penting, dan kami siap memberikan materi yang relevan," tambahnya.
Pangeran Raja Goemilar juga menyoroti pentingnya pengenalan sejarah lokal kepada generasi muda.
"Kepala sekolah dan guru harus menyampaikan kepada anak didiknya bahwa sejarah Cirebon itu ada dan memiliki bukti yang kuat."
"Kami juga mendukung penggunaan media sosial dan forum guru untuk menyampaikan pesan-pesan ini, terutama di era digitalisasi saat ini," ungkapnya.
BACA JUGA:Satreskrim Polresta Cirebon Bongkar Penyalahgunaan Pupuk Bersubsidi, Jumlahnya Fantastis
Ia berharap melalui program ini, generasi muda tidak hanya mengenal sejarah dan budaya, tetapi juga mencintainya.