”Nibiru dan Ksatria Atlantis” Dibedah

Sabtu 05-02-2011,07:22 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

CIREBON - Atlantis ternyata memiliki banyak cerita, termasuk menjadi kerajaan yang ingin menaklukkan sebuah pulau bernama Kedhalu. Namun, penghuni pulau ini tidak ingin wilayahnya dikuasai kerajaan Atlantik. Hal ini mengemuka dalam bedah novel Nibiru dan Ksatria Atlantis di Toko Buku Gramedia, Jumat (4/2). Hadir sebagai pembicara Tasaro GK sekaligus penulis buku. Menurut Tasaro, sosok Nibiru adalah tokoh yang memiliki kemampuan menguasai api dan diikuti teman-temannya yang berasal dari binatang. Selain itu, Nibiru juga memiliki teman yang dikenal sebagai 4 sekawan yang umurnya belasan tahun. Di suatu masa, kata Tasaro, Atl­an­tis menjadi sebuah kerajaan besar dan Kedhalu dalam kondisi terancam karena akan diserang Atlantis. Oleh karenanya, Nibiru ingin mempertahankan pulau Kedhalu. Sebelumnya, dalam buku Aksi Fantasi Atlantis pertama di Indonesia ini juga diceritakan, tahun 13.359 sebelum Masehi, Dhaca Suli tahu kehancuran Kedhalu akan segera tiba. Ramalan kedatangan Nibiru ju­ga hampir terpenuhi, sang pembawa kiamat ini pasti muncul setiap 5.013 tahun mengancam kehidupan dunia. Meski tampak mustahil, Dhaca  bertekad untuk melawannya. Bahkan, ribuan tahun sebelum Avatar pertama lahir, pulau Kedhalu yang terpencil telah dihuni orang-orang yang memiliki kekuatan super zaman purbakala bernama Pugabha. Mereka menguasai unsur alam, bermacam bintang, ruang dan waktu, ilmu menghilang, menyembuhkan luka, kekebalan, kekuatan raksasa dan pengendalian pikiran. Ketika ramalan tentang Nibiru membuat guncang dunia, penguasa Atlantis menyerang Kedhalu untuk menciptakan angkatan perang berkemampuan Pugabha. Demi mempertahankan Kedhalu, Dhaca mesti melupakan  masa kanak-kanaknya  karena dia harus berhadapan dengan kekuatan adidaya pada saat itu, yakni Atlantis dan Nibiru. Supervisor penjualan TB Gra­media, Dedi Setiadi  menjelaskan, penyelenggaraan bedah buku ini didasari sejarah kemunculan Atlantis. Jadi isinya tidak hanya sekadar khayalan belaka. Selain itu,   buku ini juga ada unsur ilmiahnya. Menurut Dedi, novel karya Tasaro GK merupakan novel kedua. Bahkan dari karyanya, yang bersangkutan pernah  menyabet  berbagi prestasi, tahun 2009 mendapat Anugerah Pena, tahun 2006 dan 2007 meraih Adikarya Ikapi, juara III penulisan skenario nasional oleh Direktorat Film tahun 2006, juara cerita bersambung Femina tahun 2006, penghargaan Menpora 2006 dan FLP Award 2006. (abd)

Tags :
Kategori :

Terkait