RADARCIREBON.COM - Balai Taman Nasional Gunung Ciremai berhasil mendeteksi 4 individu macan tutul jawa menggunakan kamera jebak alias camera trap sepanjang tahun 2024.
Dari 4 individu tersebut teridentifikasi 3 diantaranya adalah penghuni asli Gunung Ciremai.
Sedangkan 1 individu lain yang terekam camera trap adalah Rasi, macan tutul jawa berjenis kelamin betina hasil introduksi di tahun 2022.
Untuk Slamet Ramadhan yang dilepasliarkan tahun 2019, sepanjang tahun 2024 belum terekam camera trap.
BACA JUGA:Rahasia Kulit Glowing, 5 Jus Segar yang Bikin Kamu Awet Muda!
Mengenai keberadaan macan tutul jawa (panthera pardus melas) di Gunung Ciremai, pendaki atau masyarakat yang beraktivitas di hutan tidak perlu takut dan panik.
Kepala Balai TNGC, Toni Anwar SHut MSi menjelaskan, secara naluriah macan tutul jawa akan cenderung menghindar dari manusia.
Meski demikian untuk menjaga keamanan dan keselamatan, khususnya para pendaki agar tetap waspada dengan selalu mengikuti dan mematuhi prosedur pendakian.
Misalnya, mentaati waktu pendakian tepat waktu (jam 07.00 s.d 11.00 WIB), mengikuti jalur pendakian yang ditentukan.
BACA JUGA:Rahasia Turun Berat Badan, 7 Makanan yang Bikin Kamu Langsing Tanpa Tersiksa!
Kemudian menjaga kelestarian kawasan dan melaporkan kepada petugas atau pengelola jalur pendakian apabila menemukan tanda-tanda keberadaan Macan Tutul Jawa tersebut.
Dijelaskan Toni, macan tutul merupakan salah satu Key Stone Species yaitu organisme yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Meskipun jumlah dan biomassanya relatif kecil. Keberadaan spesies kunci sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan tidak dapat digantikan oleh spesies lain di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
BACA JUGA:Telkom Isi Kuliah Umum di Universitas Muhammadiyah Cirebon
Macan Tutul Jawa adalah hewan yang hidup menyendiri dan territorial, menandai wilayahnya dengan kotoran, bekas urin, dan cakaran di pohon, memiliki indra penglihatan dan penciuman yang tajam serta cenderung menghindar dari manusia.