KUNINGAN - Sarasehan musbaqah tilawatil Quran (MTQ) dengan tema “Implementasi Alquran dalam Kehidupan Berbangsa, Beragama dan Bernegara”, dilangsungkan di Wisma Permata, Selasa (25/3). Perdebatan cukup a lot dan panjang terjadi. Baik antar pemateri maupun dengan ratusan peserta dari perwakilan kafilah, tokoh agama, penyuluh agama, guru diniah dan pengurus LPTQ dari seluruh kabupaten/kota se-Jawa Barat. Kapuslitbang Kementerian Agama RI Prof DR H Dedi Djubaedi MAg menyambut gembira diadakannya sarasehan MTQ ke-33 Jabar tersebut. Kekuatan dari nilai sarasehan MTQ, menurut Dedi, ialah asupan bergizi perihal isi keilmuan yang bisa menjadi warna baru di tengah-tengah kegiatan musabaqah Alquran. Profesor Dedi mewanti-wanti perihal cara baru atau pembaruan metode dalam mengajarkan Alquran kepada peserta didik atau santri agar lebih mudah dan menarik. Pemateri lain, DR H Arwani Syaerozi mengawali dengan pujian atas tema yang diangkat. Yaitu tentang runtutnya objek implementasi Alquran pada kehidupan. Pertama bangsa, agama kemudian negara. Doktor termuda jebolan Universitas Maroko ini membahas tema yang cukup mendalam. Yaitu tentang Maqashidul Quran. Atau sebuah kajian yang berakar kuat pada kitab-kitab mu’tabaroh yang khas sisi kepesantrenanannya. Kutipan Arwani mulai dari Imam Qurtubi hingga Al-Ghazali, cukup memukau para peserta yang hadir. Arwani memulainya dengan satu kisah tentang sahabat Nabi Muhammad SAW yang bernama Muaz bin Jabal. Sahabat tersebut menjadikan Alquran tidak hanya menjadi satu-satunya rujukan tunggal dalam berkehidupan. Sebab ada hadis nabi dan ijtihad yang kemudian melengkapai sandaran manusia dalam berkehidupan. “Kita harus mengetahui dulu apa maksud Alquran diturunkan kepada manusia. Perlu diketahui, bahwa ada sedikitnya delapan Maqashidul Alquran berada di tengah-tengah manusia khususnya kaum muslim,” sebut Arwani. Arwani pun mengutip Syaikh Muhammad At Thohir Ibn Asyur. Dalam tafsir At Tahrir Wa At Tanwir, ia menjelaskan delapan Maqashid Alquran, yakni meluruskan akidah, memperbaiki akhlak, menjelaskan hukum, menata sosial, memberikan teladan, mengawal pendidikan, memberikan nasihat, dan membuktikan mukjizat. Sosok moderator dari intelektual muda Kuningan, H Didin Nur Rosyidin MA PHd, pun tidak kalah dinamisnya dalam memandu acara. Ia tampil memberikan stimulan bahasan. Kemudian menyimpulkan setiap momen dialektis perdebatan antara kedua pemateri. Terpisah, Kepala Biro Yansos Daddy Iskandar MM mengapresiasi tingginya antusias pelaksanaan sarasehan MTQ. Ia lebih menekankan, bahwa Alquran sebagai kitab suci tidak saja hanya bisa mengantarkan penganutnya dalam nilai keimanan semata, melainkan juga bisa menjadi nilai juang amaliah kehidupan di dunia. (tat)
Sarasehan MTQ Perkuat Makna Alquran
Rabu 26-03-2014,11:32 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :