
Wahyu menuturkan, ada korban luka dalam peristiwa ini, namun sudah ditangani oleh petugas. Korban mengalami luka, saat sedang ikut membantu mengevakuasi warga lainnya.
“Korban mengalami luka di kaki, tetapi sudah dijahit dan kondisinya kini stabil,” ujar Wahyu.
Menurut Wahyu, Banjir di Kabupaten Cirebon disebut disebabkan oleh penyempitan sungai di beberapa titik.
Wahyu menyatakan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk melakukan normalisasi sungai.
BACA JUGA:Shin Tae-yong Ungkap Detik-detik Saat Dipecat PSSI
BACA JUGA:Kendaraan Terendam Banjir, Berikut Tips Mengatasinya
“Kami sudah berkomunikasi dengan BBWS. Penanganan awal sudah dilakukan di Sungai Cisanggarung dan Ciberes."
"Untuk titik baru ini, kami akan segera menurunkan alat berat agar masalah tidak berulang,” jelas Wahyu.
Pemerintah Kabupaten Cirebon berjanji akan terus memantau kondisi dan menyelesaikan inventarisasi kerusakan, termasuk kerusakan pada jembatan, TPT, serta fasilitas umum lainnya.
“Mudah-mudahan dengan kerja sama semua pihak, kita dapat mengatasi dampak banjir ini dengan baik,” pungkas Wahyu.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia berharap pemerintah pusat dan provinsi dapat memberikan perhatian lebih untuk menangani masalah banjir ini.
Sophi mengatakan, awalnya penanganan banjir fokus pada wilayah Cirebon Timur, karena menjadi salah satu wilayah langganan banjir.
BACA JUGA:Diterjang Banjir, Ponpes Al Khairiyah Cirebon Alami Kerusakan Rp1,5 Miliar
BACA JUGA:BBWS Langsung Bergerak Cepat Pasca Banjir di Kota dan Kabupaten Cirebon
“Tapi ternyata yang parah justru di sini. Semoga ada komunikasi lebih lanjut dengan pemerintah pusat untuk penanganan yang lebih baik,” ujar Sophi.
Pimpinan Pondok Pesantren Al Khairiyah Kekurahan Watubelah Sumber, memastikan tidak ada korban jiwa maupun luka dari kalangan santri di pesantrennya.